Shubuh adalah salah satu waktu di antara beberapa waktu, di mana Allah
Ta’ala memerintahkan umat Islam untuk mengerjakan shalat kala itu. Allah
Ta’ala berfirman,
أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآَنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآَنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam
dan (dirikanlah pula shalat) Shubuh. Sesungguhnya shalat Shubuh tu
disaksikan (oleh malaikat).” (Qs. Al-Isra’: 78)
Salah satu shalat yang berat dilaksanakan bagi sebagian besar kaum
Muslim, khususnya laki-laki dewasa ini, adalah shalat Subuh secara
berjamaah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ
وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ
حَبْوًا
“Sesungguhnya shalat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang
munafik adalah shalat isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui
keutamaan keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan
merangkak.” (HR. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651)
Padahal, bila melihat kepada keutamaannya, justru shalat Subuh berjamaah
memiliki banyak keutamaan yang luar biasa, berikut ini sebagian
keutamaan yang terdapat di dalamnya:
1. Mendapatkan berkah dari Allah Ta’ala.
Shalat Subuh berjamaah berpeluang mendapatkan berkah dari Allah Ta’ala.
Sebab, aktivitas yang dilaksanakan pada waktu pagi, terlebih aktivitas
wajib dan dilaksanakan berjamaah seperti shalat Subuh, telah didoakan
agar mendapatkan berkah. Yang mendoakannya adalah Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam:
اللهمَّ باركْ لأمتي في بكورِها
Ya Allah, berkahilah umatku pada waktu paginya. (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibn Majah)
2. Mendapatkan cahaya yang sempurna pada hari Kiamat.
Kondisi pada waktu subuh umumnya masih gelap, walau dengan penerangan
listrik yang ada. Namun, dengan kondisi seperti itulah justru terdapat
ganjaran yang besar dari Allah Ta’ala bagi manusia-manusia yang menuju
masjid buat melaksanakan shalat dengan cahaya yang sempurna di hari
Kiamat kelak, dalam hadits disebutkan:
عن بريدة الأسلمي رضي الله عنه عن النبي – صلى الله عليه وسلم قال :بشِّرِ
المشَّائين في الظُّلَم إلى المساجد بالنور التام يوم القيامة
Dari Buraidah al-Aslami radhiyallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi
wasallam bersabda: “Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
berjalan pada saat gelap menuju masjid, dengan cahaya yang sempurna pada
hari Kiamat.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
3. Mendapatkan ganjaran shalat malam sepenuh waktunya.
Bisakah kita melakukan shalat malam atau tahajud sepenuh malam? Tentu
sangat sulit dengan beragam aktivitas siang hari yang juga harus kita
kerjakan. Namun demikian, pahala melakukan shalat malam sepenuh waktu
malam ternyata bisa kita dapatkan dengan melakukan shalat Subuh secara
berjamaah, dalam hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
disebutkan:
مَن صلى العشاء في جماعة، فكأنما قام نصف الليل، ومن صلى الصبح في جماعة، فكأنما صلَّى الليلَ كلَّه
“Barang siapa yang melakukan shalat Isya berjamaah, maka dia sama
seperti manusia yang melakukan shalat setengah malam. Barang siapa yang
melakukan shalat Subuh berjamaah, maka dia sama seperti manusia yang
melakukan shalat malam sepanjang waktu malam itu.”(HR. Muslim, dari
Utsman bin Affan Radhiallahu ‘anhu)
4. Berada dalam jaminan Allah Ta’ala.
Artinya, orang yang melaksanakan shalat Subuh dengan sempurna, antara
lain dengan melaksanakannya berjamaah, maka dia berada dalam jaminan dan
perlindungan Allah Azza wajalla., dengan begitu, siapa yang berada
dalam perlindungan Allah, orang itu tidak boleh disakiti, orang yang
berani mencelakakannya terancam dengan azab yang pedih, sebab dia telah
melanggar perlindungan yang Allah berikan kepada orang tadi, dalam
haditsnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَن صلَّى الصبح، فهو في ذمة الله، فلا يَطلُبَنَّكم الله من ذمَّته بشيء؛
فإن من يطلُبهُ من ذمته بشيء يدركه، ثم يَكُبه على وجهه في نار جهنم
“Barang siapa yang melaksanakan shalat Subuh maka dia berada dalam
jaminan Allah. Maka jangan sampai Allah menuntut kalian sesuatu apa pun
pada jaminan-Nya. Karena barangsiapa yang Dia tuntut pada jaminan-Nya,
pasti Dia akan mendapatkannya. Kemudian dia akan ditelungkupkan pada
wajahnya di dalam Neraka.” (HR. Muslim, dari Jundubibn Abdillah
al-Bajali Radhiallahu ‘anhu)
5. Dibebaskan dari sifat orang munafik.
Siapakah dari kita yang bisa menjamin bahwa dirinya telah suci dari
penyakit kemunafikan? Bukankah dahulu para tokoh Salaf, yang notabene
keimanannya lebih baik daripada kita, senantiasa takut dan khawatir
terjangkiti sifat kemunafikan? Lantas, tidakkah kita seharusnya lebih
layak untuk khawatir terhadap kondisi kita dewasa ini? Apalagi hidup
dalam dunia dengan godaan yang demikian banyak menerpa.
Shalat Subuh secara berjamaah adalah salah satu upaya yang bisa kita
tempuh agar bisa terhindar dari terjangkit penyakit kemunafikan itu,
disebutkan dalam hadits:
ليس صلاة أثقل على المنافقين من الفجر والعشاء، ولو يعلمون ما فيهما،
لأتَوهما ولو حبوًا، ولقد هممتُ أن آمُرَ المؤذِّن فيُقيم، ثم آخُذَ شُعلاً
من النار، فأحرِّقَ على من لا يخرج إلى الصلاة بعد
“Tidak ada Shalat yang lebih berat (dilaksanakan) bagi orang munafik
daripada shalat Subuh dan Isya. Seandainya mereka tahu (keutamaan) yang
terdapat di dalamnya, niscaya mereka akan melakukannya kendati dengan
merangkak. Sungguh aku telah hendak memerintahkan kepada petugas azan
untuk iqamat (Shalat) kemudian aku mengambil bara api dan membakar
(rumah) orang yang belum tidak keluar melaksanakan Shalat (di masjid).”
(HR. Bukhari-Muslim, dari Abu Hurairah)
6. Jamaah shalat Subuh dipersaksikan oleh malaikat.
Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
يتعاقبون فيكم ملائكةٌ بالليل وملائكةٌ بالنهار، ويجتمعون ف ي صلاة الفجر
وصلاة العصر، ثم يعرُجُ الذين باتوا فيكم، فيسألهم ربُّهم – وهو أعلم بهم:
كيف تركتم عبادي؟ فيقولون: تركناهم وهم يصلُّون، وأتيناهم وهم يصلون.
“Malaikat bergantian melihat kalian pada siang dan malam. Para malaikat
itu bertemu di shalat Subuh dan shalat Ashar. Kemudian yang bermalam
dengan kalian naik (ke langit) dan ditanya oleh Rabb mereka, dan Dia
lebih tahu keadaan hamba-hambanya, Bagaimana kondisi hamba-hambaku
ketika kalian tinggalkan?’ Para malaikat menjawab, ‘Kami meninggalkan
mereka dalam keadaan shalat, dan kami mendatangi mereka dalam keadaan
shalat.” (HR. Bukhari-Muslim)
قَالَ الْأَعْمَشُ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ -وَعَنْ أَبِي
صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي هَذِهِ الْآيَةِ: {إِنَّ قُرْآنَ
الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا} قَالَ: "تَشْهَدُهُ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ
وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ"
Al-A'masy telah meriwayatkan dari Ibrahim, dari Ibnu Mas'ud, dan ia juga
telah meriwayatkan dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi
Saw. sehubungan dengan makna firman-Nya: dan(dirikanlah pula salat)
Subuh, sesungguhnya salat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat).
(Al-Isra: 78)Bahwa salat Subuh itu disaksikan oleh para malaikat yang
telah bertugas di malam hari dan para malaikat yang akan bertugas di
siang hari.
قَالَ الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ،
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَر، عَنِ الزُّهْرِيِّ،
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ -وَسَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ،
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "فَضْلُ
صَلَاةِ الْجَمِيعِ عَلَى صَلَاةِ الْوَاحِدِ خَمْسٌ وَعِشْرُونَ دَرَجَةً،
وَتَجْتَمِعُ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ فِي صَلَاةِ
الْفَجْرِ". وَيَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ: اقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ:
{وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا}
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu
Muhammad, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah
menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Az-Zuhri, dari Abu Salamah dan
Sa'id ibnul Musayyab, dari Abu Hurairah r.a., bahwa Nabi Saw. telah
bersabda: Keutamaan salat berjamaah atas salat sendirian ialah dua
puluh lima derajat, dan malaikat yang bertugas di malam hari dan yang
bertugas di siang hari berkumpul dalam salat Subuh. Kemudian Abu
Hurairah berkata, "Bacalah jika kalian suka membacanya," yaitu firman
Allah Swt.: dan (dirikanlah pula salat) Subuh. Sesungguhnya salat Subuh
itu disaksikan (oleh malaikat). (Al-Isra: 78)
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَسْبَاطٌ، حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ،
عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -وَحَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي
قَوْلِهِ: {وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا}
قَالَ: "تَشْهَدُهُ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ، وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Asbat telah
menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Ibrahim, dari Ibnu Mas'ud, dari
Nabi Saw. Dan telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Abu Saleh,
dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. sehubungan dengan makna firman-Nya:
dan (dirikanlah pula salat) Subuh. Sesungguhnya salat Subuh itu
disaksikan (oleh malaikat). (Al-Isra: 78) Nabi Saw. bersabda: Salat
Subuh disaksikan oleh para malaikat yang telah bertugas di malam hari
dan para malaikat yang akan bertugas di siang hari.
Imam Turmuzi, Imam Nasai, dan Imam Ibnu Majah meriwayatkannya dari Ubaid
ibnu Asbat ibnu Muhammad, dari ayahnya dengan sanad yang sama. Imam
Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini sahih hasan.
Menurut lafaz lain yang ada di dalam kitab Sahihain melalui jalur Malik,
dari Abuz Zanad, dari Al-A'raj, dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. yang
telah bersabda:
" يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ،
وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الصُّبْحِ وَفِي صَلَاةِ الْعَصْرِ،
فَيَعْرُجُ الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ -وَهُوَ أَعْلَمُ
بِكُمْ -كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي؟ فَيَقُولُونَ: أَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ
يُصَلُّونَ، وَتَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ"
Malaikat malam hari dan malaikat siang hari silih berganti kepada
kalian, dan mereka bersua di dalam salat Subuh dan salat Asar, kemudian
para malaikat yang bertugas pada kalian di malam hari naik (ke langit),
lalu Tuhan mereka Yang lebih mengetahui menanyai mereka tentang kalian,
"Bagaimanakah keadaan hamba-hamba-Ku saat kalian tinggalkan?” Mereka
menjawab, "Kami datangi mereka sedang mengerjakan salat, dan kami
tinggalkan mereka sedang mengerjakan salat.”
Abdullah ibnu Mas'ud mengatakan bahwa kedua malaikat penjaga bersua
dalam salat Subuh. Para malaikat yang telah berjaga naik ke langit,
sedangkan para malaikat yang baru datang tetap tinggal menggantikannya.
Hai yang sama telah dikatakan oleh Ibrahim An-Nakha'i, Mujahid, Qatadah
serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang sehubungan dengan tafsir
ayat ini.
Adapun mengenai hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dalam bab ini ia
ketengahkan melalui hadis Al-Lais ibnu Sa'd, dari Ziyadah, dari
Muhammad ibnu Ka'b A!-Qurazi, dari Fudalah ibnu Ubaid, dari Abu Darda,
dari Rasulullah Saw. lalu ia menyebutkan tentang hadis turunnya para
malaikat penjaga itu, yang di dalamnya antara lain disebutkan bahwa
Allah Swt. berfirman:
"مَنْ يَسْتَغْفِرْنِي أَغْفِرْ لَهُ، مَنْ يَسْأَلْنِي أُعْطِهِ، مَنْ يَدْعُنِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ"
Barang siapa yang meminta ampun kepada-Ku, Aku memberikan ampun
baginya; dan barang siapa yang meminta kepada-Ku, Aku akan memberinya;
dan barang siapa yang berdoa kepada-Ku, Aku akan memperkenankan baginya
hingga fajar terbit.
Karena itulah maka dalam ayat ini disebutkan oleh Firman-Nya: dan
(dirikanlah pula salat) Subuh. Sesungguhnya salat Subuh itu disaksikan
(oleh malaikat). (Al-Isra: 78) Allah menyaksikannya, begitu pula para
malaikat malam hari dan para malaikat siang hari.
Adanya tambahan ini dalam riwayat Ibnu Jarir, hanya dia sendirilah yang
meriwayatkannya, dan ia mempunyai syahid yang mengatakan ini terdapat di
dalam kitab Sunnah Abu Daud.
7. Berpeluang mendapatkan pahala haji atau umrah bila berzikir hingga terbitnya matahari.
Bisa dibayangkan betapa besar ganjaran pahala yang didapatkan bila memanfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya.
Dasar dari hal ini adalah keterangan dari Anas ibn Malik Radhiallahu
‘anhu, dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang bersabda:
مَن صلى الغداة في جماعة، ثم قعد يذكر الله حتى تطلع الشمس، ثم صلى ركعتين، كانت له كأجر حجة وعمرة تامة، تامة، تامة
“Barang siapa yang shalat Subuh berjamaah kemudian dia duduk berzikir
kepada Allah hingga matahari terbit, lantas shalat dua rakaat, maka
baginya seperti pahala haji dan umrah, yang sempurna, sempurna,
sempurna.” (HR. Tirmidzi)
8. Kesempatan untuk melaksanakan shalat sunah Subuh.
Kesempatan lain yang bisa didapatkan dengan mengupayakan shalat Subuh
secara berjamaah adalah shalat sunah Subuh dua rakaat. Shalat sunat
Subuh dua rakaat ini punya kelebihan tersendiri yang disebutkan dalam
hadits.
ركعتا الفجر خيرٌ من الدنيا وما فيها
“Dua rakaat (shalat sunah) Subuh lebih baik daripada dunia dan segala
isinya.” (HR. Muslim dari Ummul Mukminin Aisyah Radhiallahu ‘anha)
9. Keselamatan dari siksa Neraka.
Keselamatan dari siksa Neraka berarti berita gembira tentang masuk
Surga. Ganjaran ini tentunya berlaku bagi yang melaksanakan shalat Subuh
secara sempurna (berjamaah). Mari perhatikan Hadits berikut:
عن عُمارة بن رويبة رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم
يقول: (لن يلج النارَ أحدٌ صلى قبل طلوع الشمس وقبل غروبها) رواه مسلم
Dari Umarah Radhiallahu ‘anhu berkata, “Aku mendengar Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam bersabda, ‘Tidak akan masuk Neraka seorang
yang shalat sebelum terbitnya matahari (Subuh) dan terbenamnya matahari
(Ashar).”(HR. Muslim)
10. Kemenangan dengan melihat Allah Ta’ala pada hari Kiamat nanti.
Tentunya hal ini merupakan ganjaran terbesar yang dikaruniakan Allah kepada hamba-Nya.
عن جرير بن عبد الله البجلي رضي الله عنه قال: كنا جلوسًا عند رسول الله
صلى الله عليه وسلم إذ نظر إلى القمر ليلة البدر، فقال: (أمَا إنكم سترَون
ربَّكم كما ترَون هذا القمر، لا تُضَامُّون في رؤيته، فإن استطعتم ألا
تُغلبوا على صلاةٍ قبل طلوع الشمس وقبل غروبها، فافعلوا) رواه البخاري
ومسلم
Dari Jarir Bin Abdullah al-Bajali Radhiallahu ‘anhu berkata, “Kami
pernah duduk bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, kemudian
beliau melihat ke bulan di malam purnama itu, Rasulullah bersabda,
‘Ketahuilah bahwa sesungguhnya kalian akan melihat kepada Rabb kalian
sebagaimana kalian melihat kepada bulan ini. Kalian tidak terhalangi
melihatnya. Bila kalian mampu untuk tidak meninggalkan shalat sebelum
terbitnya matahari dan sebelum terbenamnya, maka lakukanlah!” (HR.
Bukhari-Muslim)
Semoga motivasi ini memicu kita untuk senantiasa bisa menjaga shalat
Subuh secara berjamaah, bahkan menularkannya kepada saudara-saudara kita
lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar