Entri Populer

Selasa, 13 April 2010

Tatacara Shalat Rasulullah saw.

Bismillahirrahmaanirrahiim

Tatacara Shalat Rasuulullah SAW.

Khafidhu ‘alaash-shalawati wash-shalawatil wusthaa waqaumullahu qanitiina (Q : 238)

Artinya : Peliharalah shalat (mu) dan (peliharalah) shalat wustha. Berdirilah karana Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu”; ( QS. Al_Baqarah : 238)

Begitulah sentralnya kedudukan shalat dalam Islam, hingga pada detik-detik menjelang hembusan nafasnya yang terakhir, Rasulullah SAW berpesan:

Ash-shalatu, ash-shalatu ( HR-Abu Daud dan Ibnu Majah).

Artinya: “Jagalah shalat(mu) Jagalah shalat(mu) : “, (HR. Abu daud dan Ibnu Majah)

Bahwa amalan putra-putri Adam yang paling pertama di evaluasi adalah shalat. Sabda Rasulullah SAW:
Aw-walu mayuhasibu ‘alaihil’abdu yaumal qiyaamatish-shalatu, fainshaluhat shaluha saa iru ‘amalihi, wain fasadat fasada saa iru ‘amalihi ( HR.Thabrani)

Artinya : ‘Mal yang paling awal di hisab dari seseorang hamba adalah shalat. Bila baik shalatnya, maka baiklah seluruh amalannya. Tapi bila buruk shalatnya maka buruk pulalah semua amalannya”, (HR. Thabrani)

Sedemikian pentingnya ini sehingga Allah mewajibkannya dalam setiap keadaan, baik sedang lapang atau sempit, baik sedang damai atau perang, sedang di rumah , di mesjid ataupun sedang bepergian. Artinya, penyusun belum pernah menemukan dalil yang memberi excuse (rukhsah) bagi orang normal lagi adar untuk meningkatkan shalat
Firman Allah menyatakan :

Fain khiftum farijala au rukbanan faidza amintum fadzkurullaaha kamaa ‘alaikum maalam takuunuu ta’lamuuna (QS, Al_Baqarah : 239)

Artinya : Jika dalam keadaan takut (bahaya) maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan, kemudian apabila telah aman maka ingatlah Allah (shalatlah) sebagaimana Allah telah mengajarkan kamu apa yang kamu ketahui”, (QS, Al_Baqarah : 239)

Allah mengancam pedas, bahkan mengancam mereka yang melalaikan shalat.

Wakhalaqa min ba’dihim khalqun adha’uush-shalawati wattaba’uusy-syahawati fasufa yalquuna ghayyaan (QS. Maryam : 59)

Artinya : Maka datanglah sesudah mereka (generasi) pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan”’(QS. Maryam : 59)

Tidak ada ikhtilaf (perbedaan) pendapat antara ulama dan sudah menjadi konsesnsus (ijma), bahwa yang meninggalkan shalat karena menentang dan mengingkari, maka itu adalah kekafiran dan tidak ada lagi baginya ikatan dengan islam.

Sedangkan mereka yang meninggalkannya dengan alasan malas sibuk dan seribu satu alasan lainnya yang tidak dibenarkan syara’, tapi masih mengimani bahwa shalat adalat kewajiban syari’ah, maka beberapa hadits Rtasulullah menghukumnya sebagai (kafir) dan tidak terlindungi harta dan darahnya oleh islam.

Bainar-rajuli wabainalkufri tarkush-shalaati (HR. Ahmad Muslim, dan Ashab us Sunan kecuali Nasai)

Artinya : Batas antara seseorang dengan kekafiran adalah meninggalkan shalat”. (HR. Ahmad Muslim, dan Ashab us Sunan kecuali Nasai)

Al’ahdulladzii bainanaa wabainahumush-shalaatu, faman tarakahaa faqad kafara”. (HR. Ahmad dan Ashabus Sunan)

Artinya : “Janji yang mengikat kami (Rasulullah) dengan mereka (muslimin) adalah shalat. Barangsiapa yang meninggalkan shalat, kafirlah dia”. ”. (HR. Ahmad dan Ashabus Sinan)

‘ural islami waqawa’idul-ladziina tsalatsatun, ‘alaihinna asaasul islami, man taraka wahidatan minhunna fahuwa bihaa kaa firun halaaluddami, syahadatu anlaailaha illallahu, wash-shalatul maktuubatu washaumu ramadhaana( HR. Abu Ya’la dengan sanad Hasan).

Artinya : Buhul tali islam dan kaidah-kaidah agama ini ada tiga di atas tiga inilah islam ditegakkan. Barangsiapa meninggalkan shalat satu dari padanya, maka ia adalah kafir dan halal darahnya. Ketiga asas itu adalah syahadat (bersaksi) tiada tuhan selain Allah, mendirikan shalat fardhu dan puasa Ramadhan”. ( HR. Abu Ya’la dengan sanad Hasan).

Umirtu an aqqtilun-nasi hatta yasyhaduu anlaa ilaha illallahu wa anna muhammadar-rasuulullahi wayuqaamuush-shalatu wayu’tuz-zakaatu, faidzza fa’aluu dzalika ‘ashamuu minni dimaa-ahum wa amwalahum illa bihaqqil islami, wahisaabuhum ‘alaallahi ‘azza wajalla (HR. Bukhari dan Muslim)

(Berkata Ibnu Umar) : “ Saya diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi tiada tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah Rasulnya, mendirikan shalat dan membayar zakat, jika mereka penuhi semuanya berarti mereka telah menjaga darah dan hartanya dariku, kecuali berdasarkan hak dari islam. Sedangkan perhitungannya terserah kepada Allah Azza wajalla”. (HR. Bukhari dan Muslim)

semua yang penyusun bertalian dengan nilai-nilai shalat yang patut menjadi perhatian kita bersama untuk menjaganya dengan sungguh-sungguh. Karena hanya shalat yang bernilai sajalah yang mampu mencegah pelakunya dari fahsya dan munkar. (QS. Al-Ankabut : 45)

Dari segi amaliah (pelaksanaan) shalat, maka Rasul menghendaki umatnya memperaktekkan shalat itu sesuai sunnahnya. Sabdanya : “Shallu kamaa ra’aitumunii ushalli”, dimaksudkan agar kaifiat (tata cara) shalat harus mengacu ketat pada sunnahnya. Dengan demikian, shalat akan memberi dampak positif secara nilai, sekaligus mencegah dari kesalahan kaifiat. Seorang shahabat pernah di suruh Rasulullah SAW untuk mengulangi shalatnya sampai tiga kali, dengan sabdanya :

irji’ fashalli, fainnaka lam yushalli

Artinya : “Kembali dan ulang shalatmu, karena sesungguhnya engkau belum shalat”,

Maksud Rasulullah, orang itu tidak sah shalatnya karena kaifiatnya menyalahi cintoh Rasulullah. Kemudian Rasulullah mengajarkannya tata cara shalat dan mengoreksi kesalahan-kesalahannya. Makalah yang sangat sederhana ini berupaya keras untuk menyajikan dalil-dalil shahih dari sunnah sebagai acuan atas setiap gerak dan bacaan shalat kita agar sesuai dengan shalat Rasulullah.
Kekhawatiran Imam Ahmad bin Hambali, dahulu, tentang hadits Nabi SAW :

Ya’tii ‘alaan-naasi zamaanun yushalluuna walaa yushalluuna”,( HR. Ahmad)

Artinya : “Akan datang suatu masa bagi manusia di mana mereka shalat tapi sesungguhnya mereka tidak shalat”,( HR. Ahmad)

Sampai-sampai beliau berkata : Hadits itu telah berlaku di zamanku ini “ ,
Ini diungkapkan beliau seusai mengadakan survai terhadap 100 masjid dan beliau simpulkan tidak satupun dari mesjid-mesjid itu memperaktekan shalat sesuai sunnah. Masa itu adalah 200 tahun pasca wafatnya Rasulullah SAW.

Konon begitu keadaan di zaman imam Ahmad, lantas bagaimana kini setelah (15) abad di tinggal Rasulullah?

Sebagai mana imam Ahmad. Penyusun punya kekhawatiran yang sama, di samping juga concem terciptanya wawasan yang benar ke arah tata cara shalat, khususnya untuk jama’ah Al-Istiqaqmah .Taman Bima Permai Cirebon, dan kaum muslimin umumnya.

RAhmat Mulyadi TAman BIma Permai Blok A 11 Cirebon Jabar

Bab Wudhu

Bab Wudhu

Pengertian Wudhu

Alwudhu-a syurthan syuruthi shih-hatish-shalati, falaa tashih-hush-shalaati bidunihi walahu kaifitun makhshuushatun wafaradhaan sunanun wamubthilatun.

Wudhu ialah Syarat dari beberapa syarat sahnya shalat, maka tidak sah shalat selain dengan wudhu, dan itu mempunyai cara khusus, (yaitu) yang wajib, sunnah dan yang batal.

Tata cara wudhu yang wajib

Dalil : 1

Sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an maka wudhu yang wajib itu seperti tersebut berikut ini :

Idzaa kuntum ilaash-shalaati faghsiluu wujuuhakum wa abdiyakum ilaalmarafiqi wamsahuu biru-uusikum wa arjulakum ilaalka’baini ”. ( QS. Al_Maidah :6).

Artinya : “ Apabila kamu hendak menegakkan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku dan sapulah kepalamu dan basuhlah kaki-kaki kamu sampai dengan kedua mata kaki”. ( QS. Al_Maidah :6).

Tata cara Berwudhu yang Wajib Campur Sunnah

1.Membaca Basmalah

Dalil : 2

‘an abii hurairatu qala : qala rasulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama laawudhuu-a liman lam yadzkurusmallahi ‘alaihi(HR. Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah)

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah SAW : “Tidak ( sah ) wudhu bagi orang yang tidak menyebut nama Allah pada (permulaan wudhunya”. (HR. Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah)

2.Mencuci tangan, berkumur dan menghirup air ke hidung

Dalil : 3

Qiila li’abdillahibni zaidin : tawadha’lanaa wudhuu-a rasuulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama fada’abi-inaa-i fa-akfa-a minhaa ‘alaa bidaihi faghasalahum tsalaatsaa, tsumma adkhala yadahu fastakhrajahaa famadhmadha wastansyaqa min kaqin wahidatin fafa’ala dzalika tsalaatsa …(HR. Muslim)
Ada yang bertanya kepada Abdullah bin Zaid :’ Tunjukkanlah kepada kami (sebagaimana) cara wudhu Rasulullah SAW!Maka Abdullah bin Zaid minta satu bejana air, kemudian ia menuangkan air dari bejana itu ke atas tangannya itu tiga kali kemudian ia memasukkan tangannya (ke dalam bejana itu) lalu ia keluarkan kemudian ia berkumur dan menghisap air ke hidung, ia perbuat itu tiga kali …(HR. Muslim)

Dalil : 4

‘an ‘abdillahi zaidin fii shifatil wudhu-i .tsummadkhala shalallahu ‘alaihi wasallama yadahu famanmadha wastansyaqa min kaqin wahidatin fafa’ala dzaalika tsalaatsa ”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Abdulla bin Zaid dalam sifat wudhu, kemudian Rasulullah SAW memasukkan tangannya lalu berkumur dan menghirup air kehidungnya dengan air seciduk tangannya yang dilakukannya tiga kali”. (HR. Bukhari dan Muslim).

3.Cara mencuci muka

Dalil : 5

Tsummadkhala (‘abdullahibnuzaidin) yadaihi fa’tarafa bihaa”. (HR. Bukhari)

“Kemudian (Abdullah bin Zaid) memasukkan dua tangannya lalu ia ciduk dengan tangan itu”. (HR. Bukhari)

Dalil : 6

Tsumma akhada ghurfatan min maa-i faja’ala bihaa hakadzaa a-dhaafahaa ilaa yadihil-ukhraa faghasala bihaa wajhahu ”, (HR. Bukhari)

Kemudian Nabi menga,bil air seciduk, lalu buat begini, yaitu ia rangkapkan tangan yang satu lagi, kemudian ia cuci mukanya dengan itu”, (HR. Bukhari)

Dalil : 7

Tsumma a-dkhala (‘abdullaahibnuzaidin) yadahu fa-astakhrabihaa faghasala wajhahu tsalaatsa ”, (HR. Bukhari)

“Kemudian ia (Abdullah bin Zaid) memasukkan kedua tangannya (ke dalam bejana) lalu dikeluarkannya kemudian ia basuh mukanya itu, dilakukannya tiga kali”, (HR. Muslim)
4. Cara mencuci tangan sampai siku

Dalil : 8
Tsumma a-dkhala (‘abdullahibnu zaidin) yadahu fa-astakhrajahaa faghasala yadaihi ilaal mirfaqaini marrataini (HR. Muslim)
“Kemudian ia (Abdullah bin Zaid) memasukkan tangannya lalu dikeluarkan terus dibasuhkan kedua tangannya sampai siku, dua kali dan kaki dua kali”, (HR. Muslim)

5.Cara mengusap kepala

Dalil : 9

Ilaa qafaahu tsumma rattahumaa ilaalmakaanilladzii bada-uminhu (HR. Mukhari dan Muslim)

“Dari Abdullah bin Ashim dalam sifat wudhu ia berkata : Beliau mulai (mengusap) dari depan kepala hingga beliau menjalankan kedua tangannya sampai tengkuknya kemudian beliau kembalikan (kedua tangannya ke tempat yang beliau memulainya”, (HR. Mukhari dan Muslim)

Dalil : 10

‘an ‘abdullahibni ‘amrin fii shifatilwudhu-i qala : tsumma masaha bira’sihi wa-adkhala isba’aihis-sbbaa hataini fii a-dzanaihi wamasaha bi-ibhaamaihi zhahiran dzunaihi (HR. Abu Daud dan Ibnu Khuzaimah)

“Dari Abdullah bin Amir dalam sifat wudhu ia berkata : “Kemudian Nabi mengusap kepalanya dan beliau memasukkan kedua telunjuknya ke dalam kedua telinganya dan mengusap kedua telinganya bagian luar (nya) dengan kedua ibu jarinya”, (HR. Abu Daud dan Ibnu Khuzaimah

Dalil : 10 a

Qaalatir-rabii’u : ra-aitu rasuulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama yatawadh-dha-u famasaha maa aqbala minhu wamaa adbara washurghaihi wa-adzunuhi farratan wahidatan ”, (HR Abu Daud)

Telah berkata Rubaiyi : “Saya pernah melihat Rasulullah SAW berwudhu … lau ia usap kepala sebelah depan dan sebelah belakang dan dua pelipis atas dan dua telinga, dengan sekali usap”, (HR Abu Daud)

Dalil : 10 b

a-nnabnu ‘abaasi ra-ai rasulillahi shalallahu ‘alaihi wasalama yatawadhaa-u wamasaha bira’sihi wa-udzunaihi mashatan wahidatan ” (HR. Ahmad)

“Bahwasanya Ibnu Abbas pernah melihat Rasulullah SAW berwudhu .. dan mengusap kepalanya dan telinganya dengan sekali usap” (HR. Ahmad)

Dalil : 11

‘an ‘aliyyi fii shifatilwudhu-i qala : wamaha bira’sihi wahidatan )” (HR.
Abu Daud, Tirmidzi dan Nasai)

“Dari Ali dalam sifat wudhu ia berkata ; “Dan mengusap kepalanya satu kali (usap)” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Nasai)

6.Cara membasuh kaki

Dalil : 12

Tsumma ‘abdullahibnu zaidin ( ghasalu rizlaihi ilalka’baini tsumma qala : hokadzaa kaana wudhu-u rasulullahi ‘alaihi wasallama “, (HR. Muslim)

“Kemudian ia (Abdullah bin Zaid) mencuci kedua kakinya hingga mata kaki kemudia ia berkata : “Beginilah cara wudhu Rasulullah SAW “, (HR. Muslim)

Dalil : 13

Qiila li’abdihibni zaidin tawadha’lanaa rasulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama fada’anbi-inaa-i fa-akfa-a minhaa ‘alaa yadaihi faghasalahumaa tsalaatsan, tsumma adkhala yadahu fastakhrajahaa famadhmadha wastantsaqa min kaqqin wahidatin, fafa’ala dzalika tsalaatsan, tsumma adkhala yadahu fastakhrajahaa faghasala wajhahu tsalaatsan, tsumma adkhala yadahu fastakhrajaha faghasala yadaihi ilalmirfaqaini marrataini marrataini, tsumma adkhala yadahu fastakhrajaha famasaha bira’sihi fa-aqbala biyadaihi wa-adbara, tsumma ghasala rijlaihi ilal ka’baini tsumma qala makadzaba kaana wudhu-a rasulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama (HR. Muslim)
Ada orang bertanya kepada Abdullah bin Zaid : “ Tunjukkanlah kepada kami (bagaimana) cara wudhu Rasulullah SAW maka Abdullah bin Zaid minta satu bejana air, kemudian ia menuangkan air dari bejana itu ke atas tangannya, lalu ia mencuci kedua tangannya itu tiga kali, kemudian ia memasukkan tangannya (ke dalam bejana itu) lalu ia keluarkan kemudian ia berkumur dan menghirup air ke hidung ia perbuat yang demikian itu tiga kali, kemudian ia masukkan tangannya lalu ia keluarkan kemudian ia membasuh mukanya tiga kali, kemudian ia masukkan tangannya lalu ia keluarkan dan ia cuci dua tangannya sampai siku, dua kali, kemudian ia masukkan tangannya, lalu ia keluarkan dan ia sapu kepalanya, yaitu ia letakkan dua telapak tangannya di sebelah depan (kepala, lalu ia tarik ke belakang ; kemudian ia cuci kakinya sampai dua mata kaki kemudian ia berkata: Beginilah sifat wudhu Rasulullah SAW”, (HR. Muslim)

7.Bacaan sesudah berwudhu

Dalil : 14

‘an ‘umara qala : qala rasulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama maa minkum min a-hadin yatawadha-u fayahsinul wudhu-a tsumma yaquulu : asyhadu an laa ilaaha illallahu wahdahu laatsarukalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu warasuluhu illa futuhat lahu abwabul jannatits-tsamaaniyatu yadkhulu ayyuha sya-a ( rawahu bukhaari watarmizi)

Dari Umar telah berkata : “ Telah bersabda rasulullah SAW tidak ada balasan bagi siapa di antara kamu berwudhu dan membaguskan wudhunya itu kemudian membaca :

Asy hadu an laa ilaaha : Aku bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan
Illallah : Melainkan Allah
Wah-dahu : Yang tunggal
Laa-syari-kalah : Tidak ada sekutu baginya
Wa-asyhadu : Dan aku bersaksi
Anna Muhammadan : Bahwasanya Muhammad itu
‘Abduhu warasuuluh : Hamba-Nya dan utusan-Nya

Melainkan dibukakan baginya pintu-pintu surga yang delapan ia masuk dari (arah) mana yang ia kehendaki “, ( HR. Muslim dan Tarmidzi)

Diperbolehkan wudhu dengan membasuh anggota-anggota wudhu sekali, dua kali, tiga kali,

Dalil : 15

Qala ibnu ‘abbaasi : tawadha-unnabiyyu shalallahu ‘alaihi wasallama marratan marratan (HR. Bukhari)

Telah berkata Ibnu Abbas : “Nabi SAW pernah berwudhu sekali, sekali (saja) “, (HR. Bukhari)

Dalil : 16

Qala ‘abdullahibnu zaidin : annabiyyu shalallahu ‘alaihi wasallama marrataini marrataini (HR. Bukhari)

Telah berkata Abdullah bin Zai :“Sesungguhnya Nabi SAW berwudhu dua kali, dua kali, (HR. Bukhari)

Dalila : 17

‘an ‘aliyyi an-nan-nabiyya shalallahu ‘alaihi wasallama tawadha-a tsalaatsan ,“, (HR. Tarmdzi)

Dari Ali : “Sesungguhnya Nabi SAW ada berwudhu, tiga kali, tiga kali,“, (HR. Tarmdzi)

Kecuali, usap kepala sekaligus telinga, hanya sekali saja. (lihat dalil 11)

RAhmat Mulyadi TAman Bima Permai Blok A 11 Cirebon JAbar

Hal-hal yang membatalkan wudhu…

Hal-hal yang membatalkan wudhu…

1. Keluar angin

Dalil : 18

‘an abii hurairahtu qala ; qala rasulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama : laa yaqbalullahu shalatan a-hdatsa yatawadha-u, qala rajulun min hadharamauta, malhadatsu ya-abahurairatu? Qala : fusaa-un au-dhurathun ”, (HR. Bykhari)

Dari Abu Khurairah, berkata : “Telah bersabda Rasulullah : Allah tidak akan menerima shalat orang berhadats sehingga ia berwudhu”, seorang laki-laki Hadaru bertanya :’Apakah hadats itu wahai Abu Hurairah?” ia menjawab :” Keluar angin, kecil atau besar”, (HR. Bykhari)

2. Keluar madz…

Dalil :19

‘an ‘aliyyibni a-bii thalib qala : kuntu rajulaan madzaa-a fa-amartulmikdada an yas-alun-nabiyyi shalallahu ‘alaihi wasallama fasa-alahu faqala : fiihilwudhu-u ( HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Ali bin Abi Thalib ia berkata : “Adalah aku seorang laki-laki yang bermadzi lau saya suruh Mikdad agar bertanya kepada Nabi SAW lalu ia bertanya, maka Rasulullah SAW menjawab : (wajib) wudhu dari hal itu”, ( HR. Bukhari dan Muslim)
3. Buang air besar atau kecil…

Dalil : 20

Au-jaa-a a-hadun minkum minalghaithi aulamastumun-nisaa-a falam tajiduu maa-u fatayam-mamuu ”, (QS. An_Nisaa’: 43)

Telah berfirman Allah SWT : .. atau salah seorang dari antara kamu datang dari tempat buang air atau kamu bersetubuh sedang kamu tidak mendapat air maka hendaklah kamu tayamum”, (QS. An_Nisaa’: 43)

4. Keluar mani karena mimpi…

Dalil : 21

‘an haulata annahaa sa-altin-nabiy-yi shalallahu ‘alaihi wasallama ‘anilmar-ati taraa fii manaa mihaa maa yarar-rajulu faqala : laisa ‘alaihi ghuslun hattaa tanzila kamaa a-nnar-rajulu laisa ‘alaihi ghuslun hattaa yanzilu )” (HR. Ahmad)

Dari Khaulah bahwasanya ia bertanya kepada Nabi SAW mengenai perempuan yang bermimpi sebagaimana laki-laki, maka Rasulullah menjawab : Tidak wajib ia mandi jika tidak keluar (maninya) sebagaimana laki-laki, ia (juga) tidak wajib mandi bila tidak keluar (maninya)” (HR. Ahmad)

5. Bersetubuh…

Dalil : 22

Au—jaa-a a-hadun minkum minalghaiti au lamastumun-nisaa-a falam tajiduu maa-a fatayam-mamuu ”, (QS. An_Nisaa’: 43)

Telah berfirman Allah SWT : .. atau salah seorang dari antara kamu datang dari tempat buang air atau kamu bersetubuh sedang kamu tidak mendapat air maka hendaklah kamu tayamum”, (QS. An_Nisaa’: 43)

Dalil : 23

‘an abii hurairatu qala : qala rasulillahi shalallahu ‘alihi wasallama idzaa jalasa baina su’aa bihal arba’i tsumma jahadahaa faqad wajabal ghuslu ”, ( HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Hurairah telah berkata : “ Telah bersabda Rasulullah SAW apabila seorang laki-laki duduk antara anggota-anggota perempuan yang empat, kemudian ia mengurusnya, maka wajiblah ia mandi”, ( HR. Bukhari dan Muslim).

RAhmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon JAbar

Bab Shalat

 Bab Shalat
Pengertian shalat
Ash-shalaatu tsar’aa aqwalun wa af’aalun muftatahatun bitakbiri wamuhtatamatun bit-tasliimi, wahiya ‘ibadatun yadaniyyatun faradhahaallahu ‘alaa muslimiina
Shalat menurut hukum syara ialah perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan yang di mulai dengan takbir dan di akhiri dengan salam dan shalat itu (ialah) ibadah badaniah yang Allah telah fardhukan atas (tiap-tiap) orang islam
Tatacara shalat…
1. Menghadap kiblat…
Dalail : 24
‘an abii hurairata qala : qalan-nabiyyu shalallahu ‘alaihi wasallama i-dzaa qumta ilaash-shalata fasbikhilwudhu-a tsummastaqbilil qiblata fakabbir (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah, ia berkata : “ Telah bersabda Nabi SAW :” Apabila kamu ingin mendirikan shalat maka hendaklah kamu sempurnakan wudhu kemudian menghadap (ke) kiblat lalu bertakbir “, (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Mengangkat tangan (bertakbir)…
Dalail : 25
A’n ‘Aisyah qalat : kanan-nabiyyu shalallahu ‘alaihi wasallama yaftatihush-shalata bitakbiiri wakana yakhtatimu bit-tsliimi ( HR. Muslim)
Dari Aisyah, ia berkata : “ Adalah Nabi SAW memulai shalat dengan takbir dan mengakhirinya dengan salam”, ( HR. Muslim)
Dalail : 26
walithabranii : laatatimmu shalatu a-hadin minan-nasi hatta yatawadh-dha-a fayadha’ulwudhu-a mawaadhi’ahu tsumma yaquulu : Allahu akbaru.
Dan bagi (riwayat) Thabrani : “Tidak (sah) shalat seseorang ia berwudhu hingga ia berwudhu (yaitu) ia mencuci anggota widhu (sebagaimana mestinya), kemudian berkata: Allah Maha Besar” (bertakbir)
3. Cara mengangkat tangan…
Dalail : 27
‘An ibnu ‘umara qala : kana rasulillahu shalallahu ‘alaihi wasallama idza qama lish-shalati rafa’a yadaihi hatta takuuna hadz waminkabaiti tsumma kabbara (HR. Muslim).
Dari Ibnu Umar, ia berkata :” Adalah Rasulullah SAW apabila berdiri hendak shalat beliau mengangkat kedua tangannya hingga bertepatan dengan kedua bahunya, kemudian takbir “, (HR. Muslim)
4. Cara meletakkan tangan….
Dalil : 28
‘An wa-ili qala : ra-aitun-nabiyaa shalallahu ‘alaihi wasallama rafa’a yadaihi hiina dakhala fiish-shalati kabbara …. Tsumma wadha’a yadaihilyumnaa ‘alaalyusraa “(HR. Muslim)
Dari wali, ia berkata : Saya telah melihat Nabi SAW mengangkat kedua tangannya ketika masuk dalam shalat, beliau takbir … kemudian meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya .. “(HR. Muslim)
Dalil : 29
‘An wa-ili qala : shallaitun-nabiyyi shalallahu ‘alaihi wasallama wawadha’a yadahul yumnaa ‘alaa yadihil yusraa ‘alaa shadrihi ”, (HR. Ibnu Khuzaimah)
Dari wali, ia berkata : “ Saya pernah shalat bersama Nabi SAW dan beliau meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya di dalamnya”, (HR. Ibnu Khuzaimah)
5, Membaca do’a iftitah…
Dalil : 30
‘An a-bii hurairata qala : kaana rasulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama idzaa kabbara lish-shalati sakata hunaihatan qabla an yaqra-a fasa-altuhu faqala : allahumma baa’id baini wabaina khathaa yaa yaa kamaa ba’adta bainal masyriqi walmaghribi, allahumma naffinii min khathaa yaa yaa kamaa yunaqqats-tsaubul abyadhu minad-danasi, allahummagh silnii min khathaa yaa yaa bilmaa-I wats-tsalji walbaradi 

Dari Abu Hurairah, ia berkata : “ Adalah Rasulullah SAW apabila bertakbir shalat, beliau berhenti sebentar sebelum membaca (fatihah), lalu saya bertanya kepadanya, beliau berkata : “Aku membaca :
Allahumma baa’id bainii : Ya Allah jauhkan antaraku
Wabalana Khathaa-yaaya : Dan antara dosa-dosaku
Kamaa baa’ad-ta : Sebagaimana telah Engkau jauhkan
Bainal masyriqi wal-maghribi : Antara timur dan barat
Allahumma naqqinii : Ya Allah bersihkan aku
Min khathaa-yaaya : Dari dosa-dosaku
Kamaa yunaqqats –tsaubul :
Abyadhu minad-danas : Sebagaimana telah dibersihkan baju putih dari kotoran
Allahumaghsilnii : Ya Allah cucilah aku
Min-khathaa-yaaya : Dari dosa-dosaku
Bil maa-i wats-tsalji wal barad : Dengan air, salju dan embun dingin
Adapun do’a iftitah lainnya yang juga biasa di pakai Rasulullah SAW dalam shalatnya:
Dalil : 31
‘An ‘Aisyah qalat : kana rasulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama i-ftahtahush-shalatu qala : subhaanaka allahumma wabihamdika watabarakasmuka wata’aalaa jadduka walaa ilaaha ghairuka (HR.Abu Daud)
Dari Aisyah r.a, ia berkata : “ Adalah Rasulullah SAW dalam shalatnya membaca do’a iftitah : Subhaanakallahumma wabihamdika wa tabaa rakas-muka wa ta’alaa jadduka walaa illaha ghairuka ( Maha suci Engkau dan dengan memuji-Mu (aku memulai shalat ini). Maha Berkat Engkau lagi Maha Tinggi kemuliaan-Mu, dan tiada Allah (yang patut di abdi) selain Engkau)”, (HR.Abu Daud)
1.Membaca ta’awwudz…
Dalil : 32
Fa-idzaqara’tal qurana fasta’idz billahi minasy-syaithaanir-rajiimi (QS. An_Nahl : 98).
Telah berkata Allah SWT : “Maka apabila kamu membaca Qur’an hendaklah kamu (berkata) a’udzu billahi minasy-syaithanirrajiim (Aku berlindung (diri) kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk”, (QS. An_Nahl : 98).
Dalil : 32 a
Annaa-nabiyya shalallahu ‘alaihi wasallama kana yaquulu qablalqiraa’ati, a-‘udzubillahi minasy-syaithaanir-rajiim (HR. Ibnu Mundzir)
Bahwasanya Nabi SAW sebelum membaca (Al_Fatihah) ia baca : “ A-‘udzubillahi minasy-syaithanirrajiim “ (HR. Ibnu Mundzir)
2. Membaca basmalah…
Dalil : 33
‘An nu’aimibni mujhirin qala : shallaita wara-a-abii hurairata faqara-a bismillahirrahmaanirrahiim tsumma qara-a bi-ummil qur’ani (HR. Nasaai dan ibnu Khuzaimah).
Dari Nu’aim bin Mujhir telah berkata : Saya pernah shalat di belakang Abi Hurairah lalu ia membaca : Bismillahirrahmanirrahiim (Dengan nama Allah Maha Pengasih lagi Penyayang). Kemudian baru ia membaca ummul qur’an (Al-Fatihah)”, (HR. Nasaai dan ibnu Khuzaimah)
Dalil : 3
Waliddara quthnii, idza qara’tumul hamdu faqra-uu bismillahirramaanirrahiim
Dan bagi (riwayat) Daruquthni : apabila kamu membaca alhamdu (maksudnya Al-Fatihah) maka hendaklah kamu membaca : Bismillahirrahmanirrahiim”,
8. Membaca Fatihah…
Dalil : 35
‘An –abii qatadata qala : an-nan-nabiyya shalallahu ‘alaihi wasallama yaqra-u fii kulli rak’atin bifatihatil kitaabi ( HR. Bukhari)
Dari Abi Qaladah, ia berkata : Bahwasanya Nabi SAW membaca Fatihah dalam tiap raka’at”, ( HR. Bukhari)
Dalil : 36
‘An ‘ubadatinibni shaamitin qala : qala rasulillahi shalallahu ‘alaihi wasalama laa shalaata liman lam yaqra-u bi-ummul qurani (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Ubadah bin Shamit, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah SAW : “ Tidak (sah) shalat orang yang tidak membaca Fatihah”, (HR. Bukhari dan Muslim)
9. Membaca “miin” …
Dalil : 37
‘An wa-ili qala : sami’tun-nabiyya shalallahu ‘alaihi wasallama qara-a ghairil maghdhuubi ‘alaihim walaadh-dh-dhaaliina faqala : aamiina, yamuddabihaa shautuhu ( HR. Ibnu Majah).
Dari wail ia berkata : Saya telah mendengar Nabi SAW membaca ghairil maghdubi ‘alaihim waladhdhal-lin, kemudian beliau memabaca : Amiin, dan dipanjangkan suaranya”, ( HR. Ibnu Majah).
Bacaan Fatihah dan terjemahannya …
Bismillahirrahmanirrahiim : Dengan nama Allah yang Maha pemurah lagi Maha Penyayang
Alhamdulil-laahi rabbal’aalamiina : Segala puji (hanyalah) bagi Allah yang memelihara sekalian alam
Arrahmaanirrahiim : Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Maaliki yaumid-diin : Yang memiliki hari pembalasan
Iyyakana’budu : Kepada Engkaulah kami beribadah
Wa-Iyyaaka : Dan kepada Engkaulah
Nastaa’in : Kami minta pertolongan
Ihdinasy-syirathal :
Mustaqiim : (Ya Allah) pinpinlah kami ke jalan yang lurus
Shirathal-ladziina : (Yaitu) jalan orang-orang yang
An’amta’alaihim : Engkau telah anugrahi nikmat atas mereka
Ghairil maghduubi : Bukan (dijalan) orang-orang yang dimurkai
‘Alaihim : Atas mereka
Waladh-dhaaliiin : Bukan (di jalan) orang-orang yang sesat
Aamiin : (Ya Allah ) perkenankanlah
10. Membaca ayat Al-Qur’an…
Dalil : 38
Faqra-u wamaa tayassara minalquraani ” (QS. Al-Muzammil:20)
Maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur’an” (QS. Al-Muzammil:20)
Dalil : 38 a
‘An abii sa’iidin qala : a-mirnaa an naqra-a bifaatihatil kitaabi wamaa tayas-sara ”, (HR. Abu daud) …….
Dari Abu Sa’id , ia berkata : Kami diperintah (Rasulullah) agar membaca Fatihah dan apa-apa ( ayat Qur’an) yang mudah”, (HR. Abu daud) …….
Dalil : 39
Fayaqra-u fiizh-zhahri wal’ashri fiir-rak’ataini bifaatihatil kitaabi rasurataini (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abi Qaladah, ia berkata : Adalah Rasulullah SAW mengimani kami, maka beliau membaca Fatihah dan dua surat dalam shalat Dzuhur dan Ashar di dua rakaat yang pertama..”, (HR. Bukhari dan Muslim)
11. Cara ruku…
Dalil : 40
‘An –abii humaidis-saa’idii qala : kana rasulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama i-dzaa qama i-laash-shalaati ‘itadala qa-iman warafa’a yadaihi yuhadzii bihimaa mankibaihi tsumma yukabbiru, fa-idza arada an yarka’a rafa’a yadaihi hattaa yuhaadii bihimaa mankibaihi, tsumma qala : Allahu akbaru waraka’a, tsumma ‘itidala falam yushawwib ra’sahu lam yaqna’ wawadha’a yadaihi ‘alaa rakbataihi (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari Abi Humaid as-Sa’idi, ia berkata : adalah Rasulullah SAW apabila berdiri hendak shalat beliau berdiri tegak kemudian takbir lalu apabila beliau hendak ruku beliau mengangkat kedua tangannya hingga bertepatan dengan kedua bahunya kemudian takbir : “Allahu Akbar” lalu beliau ruku dengan lurus (yaitu) beliau tidak menundukkan kepalanya dengan sangat dan tidak pula beliau tinggikan kepala dan beliau meletakkan kedua tangannya di atas lututnya”, (HR. Bukhari dan Muslim).
12. Bacaan pada waktu ruku…
Dalil : 41
‘An ‘aisyah qalat : kana rasulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama yaquulu fii rukuu’ihi wasujuuduhi, subhaanaka allahumma rabbanaa wabihamdika allahummaghfirlii
Dari Aisyah ra ia berkata : “adalah Rasulullah SAW dalam ruku dan sujudnya membaca :
Subhaanakallaahumma : Maha sici Engkau Ya Allah, Ya Rabb kami
Wabihamdika : Dan dengan memuji-Mu
Allahummaghfirlii : Ya Allah ampunilah aku (HR. Bukhari dan Muslim)
Do’a Tasbih ruku “Subhaana Rabiyal Azhiim”
Dalil : 41a
‘An Khudaifata qala : shallaita ma’an-nabiyya shalallahu ‘alaihi wasallama tsumma raka’a faja’ala yaquulu, subhaana rabiil ‘azhiim (HR.Muslim).
Dari Huzaifah telah berkata : Saya pernah shalat bersama Rasulullah SAW .. kemudian beliau ruku lalu membaca : “Subhaana Rabiyal Azhiim “ (Maha suci Tuhanku Maha Agung “ (HR.Muslim).
13. Cara bangkit dari ruku dan bacaannya…
Dalil : 42
‘An abii hurairata qala : kana rasuulillahai shalallahu ‘alaihi wasallama i-dza qaama ilaash-shalaati yakabbiru hiina yaquumu, tsumma yukabbiru hiina yarka’u, tsumma yaquulu sami’allahu liman hamidah, haina yarfa’u shalbahu minarrukuu’i, tsumma yaquulu wahuwa qaa-imun, rabbanaa walakalhamdu, HR. Bukhari dan Muslim
Dari Abu Hurairah telah berkata : “Adalah Rasulullah SAW apabila berdiri hendak shalat beliau takbir ketika berdiri, kemudian takbir ketika ruku kemudian berkata
Sami’allah : Mudah-mudahan Allah mendengar (memperkenankan
Liman hamidah : Bagi orang yang memuji kepada-Nya
Ketika mengangkat tulang belakang dari ruku kemudian berkata pada (waktu) tegak :
Rabbanaa : Wahai Tuhan kami
Walakal hamdu : Dan bagi Engkau segala puji” (HR. Bukhari dan Muslim)
Atau bisa juga membaca do’a sesudah mengucapkan “Sami’allahu liman hamidah” dengan membaca do’a yang panjang seperti.
Dalil : 42 a
‘An abii sa’iidil khudrii qala : kana rasulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama idza rafa’a ra’sahu minarrukuu’I qala : allahumma rabbanaa lakalhamdu mil-us-smaawati wal-ardhi wamil-u maasi’ta min syai-in ba’du, ahluts-tsanaa-I walmajdi a-haqqu ma qalal’abdu wakullanaa laka ‘abdu, allahumma laa maani’a limaa-a’thaita walaa mu’thii limaa mana’ata walaa yanfa’u zaljaddi minka jaddu (HR. Muslim)
Dari Abu Sa’id Al_Khudri telah berkata : adalah Rasulullah SAW apabila mengangkat kepalanya dari ruku membaca :
Allahumma : Ya Allah
Rabbanaa lakal hamdu : Ya Rabb kami bagi Mulah segala puji
Mil us-samaawati wal ardhi : Sepenuh langit dan bumi
Wa mil a maa-syi’ta : Sepenuh apa-apa yang Engkau kehendaki
Min Syai-in ba’du : Selain daripada itu
Ahlats-tsamaa-I wal majdi : Yang berhak bagi sanjungan dan pujian
Ahaqqu maa qalal’abdu : Selayak ucapan yang diucapkan seorang hamba
Wa kulla laka’abdun : Dan setiap kami adalah hamba-Mu
Allahumma laa maani’a : Ya Allah tidak ada yang dapat menghalangi
Limaa’ahaita : Apa-apa yang Engkau beri
Walaa mu’thiya : Dan tidak ada yang dapat memberi
Limaa mana’ta : Apa-apa yang Engkau halangi
Walaa yanfa’u dzal jaddi :
Minkal jaddu : Dan tidak akan ada manfaat kecuali kekayaan-Mu (HR. Muslim)
14. Cara bersujud…
Dalil : 43
‘An wa-ili qala : ra-aitu rasulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama adza sajada yadha’u rukbaitihi qabla yadaihi wa-idza nahadha rafa’a yadaihi qabla rukbataihi ( HR. Tamidzi ).
Dari Wail, ia berkata : Saya telah melihat Rasulullah SAW apabila sujud beliau meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya dan apabila bangkit berdiri beliau mengangkat kedua tangannya sebelum kedua lututnya “, ( HR. Tamidzi)
Dalil : 44
‘An abii humaidis-sa’idii : innanabiyya shalallahu ‘alaihi waallama ka-idzasajada a-mkana anfahu wajabhatahul ardhi wanhha yadaihi ‘an hanbaihi wawadha’a kaffaihi hadzwamankibaihi ( HR. Tarmidzi)
Dari Abi Humaid As-Sa’idi, ia berkata : Sesungguhnya Nabi SAW apabila sujud beliau menekankan hidung dan dahinya di bumi, dan beliau meletakkan kedua tangannya bertepatan dengan kedua bahunya” , ( HR. Tarmidzi)
Dalil : 45
‘An buhainata anna rasulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama kana –idza shalla wasajada farraja baina yaihi hatta yabdu wabayadha i-bthaihi ( HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Buhainiah bahwasanya “Rasulullah SAW apabila shalat dan (kemudian) sujud beliau merenggangkan kedua tangannya sehingga keliahatan putih dua ketiaknya”, ( HR. Bukhari dan Muslim)
Dalil : 46
‘An abii ‘abaasi qala : qala rasulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama amirtu an asjuda ‘alaa sab’ati –a’azhama ‘alaal jabahati wa asaara baidahu ilaa anfusihi walyadaini war-rukbataini wa –atharafal qadamaini (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Ibnu Abba, ia berkata : “ Telah berkata Rasulullah SAW : “ Aku diperintahkan sujud dengan tujuh anggota, (yaitu) dahi, dan beliau isyaratkan dengan tangannya ke hidungnya dan dua tangannya dan dua tangan dan dua lutut dan ujung –ujung (jari) dari dua telapak kaki”, (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalil : 47
Walbukhaarii … fa-idza sajada ghara muftarisin walaa qaa bidhihaa
Dan bagi riwayat Bukhari :” maka apabila beliau bersujud, beliau tidak bentangkan (jari-jarinya) dan tidak (pula) menggepitnya.
15. Do’a waktu sujud
Dalil : 48
‘An ‘aaisah qalat : kana rasulullahi shalallahu ‘alaihi wasallama yaquulu fii rukuu’ihi wasujuudihi, subhaanaka allahumma rabbanaa wabihamdika allahummaghfirlii (HR. Bukhari da Muslim)
Dari Aisyah telah berkata : Adalah Rasulullah SAW dalam ruku dan sujud membaca :
Subhaanakallahumma Rabbanaa : Maha suci Engkau Ya Allah, Ya Rabb kami
Wabihamdika : Dan dengan memuji-Mu
Allahummaghfirlii : Ys Allah ampunilah aku
(HR. Bukhari da Muslim)
Do’a / tasbih sujud “ Subhaana rabiyal a’laa”
Dalil : 48 a
‘An khudaifata qala : shallaita ma’an-nabiyya shalallahu ‘alaihi wasallama fakana yaquulu fii rukuu’ihi, subhaana rabiiyal’azhiimi, wafii sujuudihi, subhaana rabbiiyal’alaa (HR. Muslim dan Tirmidzi)
Dari Kudzaifah telah berkata : saya pernah shalat bersama Nabi SAW maka beliau membaca pada rukunya :” Subhaana rabiyal’azhiim”( Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung) dan dalam sujudnya “Subhaana rabiyal’alaa” (Maha Suci Tuhanku yang Maha Tinggi)” (HR. Muslim dan Tirmidzi)
Dalil : 49
Qalan-nabiyyi shalallahu ‘alaihi wasallama i-dzaa sajadtu famakkin lisujuudidika wa-idzaa a-jlastu fajlis ‘alaa rijlikal yusraa (HR. Abu Daud).
Telah bersabda Nabi SAW : Bahwasanya Nabi SAW … dan apabila engkau sujud, maka bereskanlah sujudmu, maka apabila engkau duduk duduklah di atas kakimu yang kiri”, (HR. Abu Daud).
17. Do’a sewaktu duduk antara sujud
Dalil : 50
Qala khudaifata : kanan-nabiyya shalallahu ‘alaihi wasallama yaquulu bainas-sajadataini, rabbighfirli, rabbighfirlii (HR. Ibnu Majah dan Nasai).
Telah berkata Khuzaifah : Adalah Nabi SAW membaca antara dua sujud “Rabbaghfirlii, Rabbighfirlii” (Ya Rabb, ampunilah aku, Ya Rabb ampunilah aku)” (HR. Ibnu Majah dan Nasai).
18. Cara bangkit dari sujud
Dalil : 51
‘An wa-ili qala : innan-nabiyya shalallhu ‘alaihi wasallama i-dza nahadha ‘alaa rukbataihi wa’tamada ‘laa fakhdihi (HR. Ahmad)
Dari Wail telah berkata : “Bahwasanya Nabi SAW .. dan apabila bangkit dari berdiri, beliau bangkit dengan menekan kedua lututnya sedang sedang ( kedua tangannya) di atas pahanya “, (HR. Ahmad)
Dalil : 52
Anna abaahurairata kana yushallii lahum fayukabbiru kullamaa khufadha warafa’a falammaan-nashrafa qala , wallaahi aiini laasy-bahakum shalaatan birasuulillhahi shalallahu ‘alaihi wasallama (HR.Muslim)
Bahwasanya Abu Khurairah telah mengajarkan shalat orang-orang, maka ia takbir pada tiap tunduk dan bangkit, maka tetkala selesai ia berkata : “Demi Allah ! esungguhnya shalatku ini lebih menyamai shalat Rasulullah SAW dari pada kamu” (HR.Muslim)
19. Cara bangkit dari rakaat (I) dan rakaat (III)
Dalil : 53
‘An malikibni khuwaritsi, annahu ra-annabiyya shalallahu ‘alaihi wasallama yushallii fa-idzaa kana fii witri min shalaatihi lam yanhadh hatta yastawiya qaa’idan (HR, Bukhari)
Dari Malik bin Huwairits bahwasanya ia telah melihat Nabi SAW shalat (yaitu) apabila beliau berada dalam rakaat yang ganjil, beliau tidak bangkit hingga beliau duduk dengan tetap” (HR, Bukhari)
Maksudnya : Rasulullah SAW ada duduk sejenak sebelum bangkit, jadi, tidak langsung bangkit setelah sujud.
Dalil : 54
‘An Ibnu ‘Umara qala : kaanan-nabiyyallahu shalallahu ‘alaihi wasallama walaa yaf’alu dzaalika hiina yasjudu walaa hiina yarfa’u ra’saha minas-sujuudi (HR.Bukhari)
Dari Ibnu Umar, ia berkata : Adalah Nabi SAW .. tidak berbuat demikian (mengangkat dua tangannya) ketika sujud dan tidak pula ketika mengangkat kepala dari sujud”, (HR.Bukhari)
20. Cara duduk tahiyyat awal
Dalil : 55
‘An humaidis-sa’adii qala : ra-aitu rasuulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama wa-idza jalasa fiir-rak’ataini jalasa ‘laa rijlihil yusraa wanashabal yumnaa (HR.Bukhari)
Dari Abi Humaid As Sa’idi, ia berkata : Saya telah melihat Rasulullah SAW .. dan apabila duduk pada rakaat yang kedua (tahiyyat awal), beliau duduk di atas kakinya yang kiri dan belaiu dirikan (kaki) yang kanan”, (HR.Bukhari)
Dalil : 56
‘An Ibnu ‘Umara qala : kana rasuulillahi shalallhau ‘alaihi wasallama i-dza jalasa fiish-shalaati wadha’a kaffahul yumnaa ‘laa fakhdihil yumnaa ( HR. Muslim)
Dari Ibnu Umar, ia berkata : Adalah Rasulullah SAW apabila duduk dalam shalat, beliau meletakkan telapak tangan kanannya di atas pahanya yang kanan”, ( HR. Muslim)
Bertasyahud pada tahiyyat awal
Dalil : 56 a
|An wa-ili qala : kanan-nabiyyallaha shalallahu ‘alaihi wasallama i-dza shalla fawadha’a kaffahul yusraa ‘alaa fakhdihi warukubataihil yusraa waja’ala hudda mirfaqihil aimana ‘alaa fakhdihil yumnaa tsumma qabadha tsintaini min a-shaa bihi’ihi wakhalaqa hilqatan tsumma rafa’a i-sba’ahu fara-aituhu yuhayyi kuhaa (HR. Ahmad)
Dari Wail, ia berkata : Adalah Nabi SAW apabila shalat .. maka beliau meletakkan telapak tangannya yang kiri di atas paha dan lututnya yang kiri dan beliau meletakkan ujung sikunya yang kanan di atas pahanya yang kanan dan beliau menggenggam ibu jari dan jari tangannya kemudian beliau angkat jari ( telunjuk) nya maka saya lihat beliau menggoyang-goyangkannya” (HR. Ahmad)
21. Bacaan pada tahiyyat awal
Dalil : 57
‘An Abii mas’uudi qala : ‘allamanii rasuulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama wakaffa baina kaffaihit-tasyahadu kamaa yu’allinis-suurata minalqurani, attahiyyatu lillahi washa-shalawatu wath-thaibaatu, assalamu’alaika ayyuhannabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh, assalamu’alainaa wa’alaa ‘ibaadillaahish-shaalihiina, ayshadu an laa illaha illaallahu wahdahu laasyarikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu warasuuluhu (rawahu bukhaari muslim)
Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata : adalah Rasulullah SAW telah mengajar tasyahud (tahiyyat) kepadaku dengan berpegang tangan sebagaimana beliau mengajar surat Al-Qur’an kepadaku, (beliau berkata):
At-tahiyyatulillah : Segala kehormatan (hanyalah)bagi Allah
Wash-shalaawatu : Dan (juga) sekalian ibadah
Wath-thayyibat : Dan (juga) sekalian kebaikan
Assalaamu’alaika : Mudah-mudahan selamat dan sejahtraturun atas-Mu
Ayyuhan-nabiyyu : Wahai Nabi
Warahmatullaahi : Dan (juga) rahmat Allah
Wabarakaatuh : Dan (juga) karunia-Nya
Assalaamu’alainaa : Mudah-mudahan selamat dan sejahtera turun atas kami
Wa’alaa : Dan atas
‘Ibaadillahish-shaalihiin : Hamba-hamba Allah yang shalih
Asy-hadu : Aku bersaksi
An ( l ) laa ilaaha : Bahwasanya tidak ada Tuhan
Illallah : Melainkan Allah
Wahdahu : Yang tunggal
Lasyariikalah : Yang tidak ada sekutu bagi-Nya
Wa-Asyhadu : Dan aku bersaksi
Anna Muhammadan : Bahwasanya Muhammad itu
‘Abduhuu warasuuluh : Hamba-Nya dan utusan-Nya
Kemudian dilanjutkan dengan shalawat
Dalil : 58
Qala baysirubnu sa’din : amaaranallahu nushallii ‘alaika fakaifa nushallii ‘alaika i-dzaa nahnu shalinaa fii shalaatinaa qala rasuulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama quuluu allahumma shallii ‘alaa muhammadin wa’alaa aali ibraahiima, wabaarik ‘alaa muhammadin wa’laa aali muhammadin kamaa barakta ‘alaa aali ibrahiima innka hamidummajiidun. (HR. Ahmad)
Allahumma : Ya Allah
Shalli’alaa Muhammad : Berilah rahmat atas Nabi Muhammad
wa’alaa ‘aali Muhammad : Dan atas keluarga Nabi Muhammad
Kamaa shallaita : Sebagaimana telah Engkau beri rahmat
‘alaa ‘aali Ibrahiima : Atas keluarga Nabi Ibrahiim
Wabaarik’alaa Muhammad : Dan berilah karunia atas Muhammad
Wa’alaa ‘alii Muhammad : Dan atas keluarga Nabi Muhammad
Kamaa baarakta : Sebagaimana telah Engkau beri karunia
‘alaa ‘alii Ibrahiim : Atas keluarga Ibrahiim
Innaka hamidun majiid : Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia.
(HR. Ahmad)
22 . Cara bangkit dari tahiyyat awal
Dalil : 59
‘An Ibnu ‘Umara qala : kana rasuulillahahi shalallahu ‘alaihi wasallama i-dza qaama minar-rak’ataini rafa’a yadaihi ( HR. Bukhari)
Dari Ibnu Umar, ia berkata : Adalah Rasulullah SAW apabila berdiri dari rakaat yang kedua beliau mengangkat kedua tangannya”, ( HR. Bukhari)
Maksudnya : Nabi SAW, bangkt dari rakaat kedua memulai rakaat ketiga, ketika tegak.
23. Bacaan pada rakaat ke (III) dan (IV)…
Dalil : 60
Qaala ‘Umara lisa’din : laqad tsakauka fii kulli syai-in hattash-shalaati, qala a-mma-anaa fa-amuddul au layaini wahdifu fiil a-hrayaini walaa aluumaaq tadaita bihi min shalaati rasuulilahi shalallahu ‘alaihi wasallama. (HR. Bukhari)
Telah berkata Umar kepada sa’ad : sesungguhnya ada orang-orang mengadukan halmu (kepadaku) dalam tiap sesuatu hingga (dalam hal) shalt, ia berkata : Adapun aku, aku panjangkan dua rakaat yang pertama dan “aku meringkaskan di dua rakaat yang kedua” dan aku tidak peduli apa-apa selama aku menuruti cara Rasulullah SAW “, (HR. Bukhari)
Maksudnya : Tidak lagi membaca surat tapi cukup Al-fatihah saja …
24. Cara duduk tahiyyat akhir
Dalil : 61
‘An Abii humaidin qala : kana rasulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama idza qaama ilaash-shalaati hatta idzaa kanat lirak’atul-latii tanqadhii fiihaa shalaatuhu akhraja rijluhul yusraa waqa’ada ‘laa siffihi mutawarriqan (HR. Ahmad dan Abu Daud)
Dari abi Humaidi, ia berkata : Adalah Rasulullah SAW apabila berdiri hendak shalat… hingga apabila sampai di rakaat yang penghabisan mengeluarkan kaki kirinya dan ia duduk miring di atas pinggulnya (yang kiri)” (HR. Ahmad dan Abu Daud)
Dalil : 62
‘An Abii humaidi qala : ra-aitu rasuulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama waidzaa jalasa fiir-rak’atil a-khirati qaddama rijluhul yusraa wanashabul u-khra waqa’ada ‘laa maq’idihi ”, (HR. Bukhari)
Dari Abi Humaid telah berkata : Saya telah melihat Rasulullah Saw .. dan apabila duduk pada rakaat terakhir, dikedepankan kakinya yang kiri dan beliau dirikan yang lain dan beliau duduk di atas pingulnya”, (HR. Bukhari)
Dalil : 63
‘An wa-ili qala : kaana rasulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama idzaa shalla fawadha’a kaffahulyusraa ‘alaa fahdihi warakbataihilyusraa waja’ala haddami faqihil –aimana ‘alaa fakhdihil yumnaa, tsumma qabadha tsintaini min a-shaabi’ihi wakhallaqa hilqatan tsumma rafa’a i-shba’ahu fa-aituhu yuharrikuhaa. (HR.Ahmad)
Dari Wail, ia berkata : Adalah Nabi SAW apabila shalat. Maka beliau meletakkan telapak tangannya yang kiri di atas paha dan lututnya yang kiri dan beliau meletakkan ujung sikunya yang kanan di atas pahanya yang kanan dan beliau meng-genggam ibu jari tengahnya kemudian beliau angkat jari ( telunjuk)nya maka saya lihat beliau menggoyang-goyangkannya”, (HR.Ahmad)
Bacaan pada tahiyyat akhir :
1. Bertasyahud sebagaimana pada tahiyyat awal (lihat : Dalil 57 / Dalil 86)
2. Kemudian membaca shalawat (lihat :Dalil 58 / Dalil 87) membaca do’a seperti keterangan berikut ini :
Dalil : 64
‘An Abii hurairatu qala : qala rasuulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama idza tasyah-hada ahadukum falyasta’idu billaahi min arba’I yaquulu : allahumma innii a’udzuubika min ‘adzaabi jahannama wamin ‘adzaabil qabri wamin fitnatil mahyaa walmamaati wamin futnatil masiihid-dajaali (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Khurairah, ia berkata : “ Telah bersabda Rasulullah SAW apabila sala seorang dari antara kamu bertasyahud (membaca tahiyyat) maka hendaklah ia berlindung kepada Allah dari empat perkara yaitu (dengan do’a).
Allahumma : Ya Allah
Inni’auudzubika : Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu
Min ‘adzraabi jahan-nama : Dari adzabjahannam
Wamin ‘adzaabil qabri : Dan dari adzab kubur
Wamin fitnanil-mahya : Dan dari cobaan hidup
Wamal mamaati : Dan dari cobaan mati
Wamin fitnatil masihid-Dajjal : Dan dari pada fitnah Dajjal yang buta sebelah”,
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dalil : 65
‘An Abii bakrish-shadiqi annahu qala : qala rasuulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama ‘alnii du’aa-an ud’uubihi fii shalaaqi, qala: qul allahumma innii dhalamtu nafsi zhilamaan katsiiran walaa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta faghfirlii maghfiratan min ‘indika warhamnii innaka ghafurur-rahiimun. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq bahwasanya ia berkata kepada Rasulullah SAW :’ ajarkanlah kepadaku suatu do’a yang saya akan berdo’a dengannya di dalam shalat saya, Rasulullah SAW bersabda:
“ Katakanlah :
Allahumma : Ya Allah
Inni zhalamtu nafsil : Sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri
Zhulman katsira : Dengan penganiayaan yang banyak
Walaa yaghfirudz-dzunuuba : Sedang tiada yang (dapat) mengampuni dosa-dosa
Illa anta : Melainkan Engkau
Fagh-firlii : Maka ampunilah aku
Maghfiratan min ‘indika : Suatu penganmpunan dari sisi-Mu
Varhamnii : Dan kasihanilah aku
Innaka ghafurur-rahiim : Karena sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(HR. Bukhari dan Muslim)
do’a ini bisa di baca pada tempat-tempat berdoa dalam shalat antara lain sesudah tasyahud / tahiyyat akhir.
26. Cara memberi salam
Dalil : 66
‘An Abii ‘Umara qala : kuntu araa rasuulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama yusallimu ‘an yamiinihi wa’an yasaarihi hatta a-raa bayadha khaddihi ( HR. Muslim)
Dari Abu Amir, ia berkata : “ Saya pernah melihat Rasulullah SAW memberi salam ke kananya dan ke kirinya hingga saya lihat putih pipinya “, ( HR. Muslim)
Dalil : 67
‘An Abii mas’uudi qala : kaana rasuulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama yusallimu ‘an yumiinihi wa’an yasarihi “ assalaamu ‘alaikum warahmatullahi, hatta yuraa bayadhaadha haddihi (HR. Nasai)
Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata : “ Adalah Rasulullah SAW memberi salam ke manannya dan ke kirinya : “Assalamu’alaikum warahmatullahi ( keselamatan, kesejahtraan dan rahmat Allah bercucuran atasmu), hingga kelihatan putih pipinya”, (HR. Nasai)

RAhmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar

Bab Dzikir Sesudah Shalat

BAB DZIKIR SESUDAH SHALAT

1.Sifat-sifat dzikir

Dalil : 68

Telah berfirman Allah Ta’alaa : Dan berdzikirlah (sebutlah nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai” ( QS. Al-A’raaf : 205)

Dengan demikian berdzikir kepada Allah tidak pantas dengan bersuara keras tetapi cukup dalam hati (berbisik)

2.Bacaan / Dzikir sesudah shalat

Dalil : 69

Dari Tsauban, ia berkata : “ Adalah Rasulullah apabila berpaling / salam (selesai) dari shalatnya beliau membaca

Astaghfirallaah al’azhiim:Aku minta ampunan kepada Allah yang Maha Besar (di baca tiga kali)
Allahumma : Ya Allah
Antas-salaam : Engkaulah yang sejahtera
Waminkas-salaam : Dan dari Engkaulah (datang) kesejahteraan
Tabarakta : Maha Mulia Engkau
Yaa dzal jalali : (Wahai Tuhan) yang mempunyai kemegahan
Wal ikraami : Dan kemuliaan”, (HR. Muslim)

Dalil : 70

‘An Abii hurairah ‘an Rasuulillahi shalallahu a’laihi wasllama qala : man sabbahallahu kulli shalaati tsalaatsan watsalaatsiina wahamidallaha tsalaatsan, tsalaatsiina fatilka tis’un watis’uuna waqala tamaamalmi-atin laa ilaaha illallahu wahdahu laa syarikalahulmulku walahulhamdu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qadiirun ghafirat khathaayahu walaukaanat zabadilbahri (rawahu bukhari muslim)

Dari Abu Hurairah dari Rasulullah Saw ia berkata : “ Barangsipa mengucap di akhir tiap-tiap shalat : “Subhaanallah (Maha Suci Allah) 33x. Alhamdulillah (Segala puji hanyalah bagi Allah) 33x. Allahu akbar (Allah Maha Besar) 33x. maka yang 99 kali kemudian untuk menggenapkan seratus di baca :

Laa ilaaha : Tidak ada Tuhan
Illallaah : Melainkan Allah
Ahdahu : Yang tunggal
Laa syariikalah : Yang tidak ada sekutu bagi-Nya
Lahul mulku : Kepunyaan-nyalah segala kerajaan
Walahul hamdu : Dan kepunyaan-nyalah segala puji
Wahua : Dan dia
‘alaa kulli syai-in : Atas tiap-tiap sesuatu
Qadiir : Amat berkuasa

Niscaya di ampunkan dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di laut”, ( HR. Bukhari)
Kemudian dilanjutkan dengan do’a sesuai keterangan berikut :

Dalil : 71

‘Anilmughiiratibni su’bata annan-nabiyyi shalallhu ‘alaihi wasallama kana yaquulu fii duburi kulli shalaati maktuubatan laa ilaaha illallahu wahdahu laasyariikalahu, lahulmulku walalhamdu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qadiirun, allahumma laamani’a limaa’athaita walaa mu’thiyalimaa mana’ta walaa yanfa’u dzuljaddi minkaljaddu. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Mughirah bin Syu’bah : “bahwasanya Nabi SAW membaca di akhir tiap-tiap shalat fardhu :
Laa illaa illallaah : Tiada ada Tuhan selain allah
Wahdahu laa syarikalah : Yang Tunggal yang tidak ada sekutu bagi-Nya
Lahul mulku walahul hamdu : Kepunyaan-Nyalah kerajaan dan kepunyaan-Nyalah segala puji
Wahua’alaa kulli syai-in : dan Dia itu atas tiap-tiap sesuatu
Qadiir : Amat berkuasa
Allahummaa : Ya Allah
Laa maani’a : Tidak ada yang dapat menghalangi
Walaa mu’tia : Dan tidak ada yang dapat memberi
Limaa mana’ta : Apa-apa yang Engkau halangi
Walaa yanfa’u : Dan tidaklah bermanfaat disisi-Mu
Dzal jaddi minkal jaddu :Bagi orang yang mempunyai kebesaran atas kebesarannya itu” ,(HR. Bukhari dan Muslim)

Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar

Hal-hal yang berhubungan dengan (haid) dan (nifas)

Hal-hal yang berhubungan dengan (haid) dan (nifas)

1.Wanita haid tidak wajib shalat

Dalil : 72

‘An Abii humaidin ssa’adi qala : qala rasulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama alaisa idzaa haadhatilmar-atu lam yushalli walam tashamu. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Humaid As Sa’id, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah SAW :” Bukanlah perempuan itu apabila haid tidak (wajib) ia shalat da tidak (wajib) ia puasa?”, (HR. Bukhari dan Muslim)

2.Lama masa haid menurut kadar kebiasaan

Dalil : 73

‘An ‘Aisyah anna faatimata binta abii hubaisin kaanat tustahadu faqaala lahaa rasuulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama innaddamal haidha damun aswadu yu’rafu faidzaa kaanat dzaalika fa-amsikii ‘anish-shalaati, fa-idzaa kaanal akharu fatawadh-dha-i washallii ( HR. Abu Daud dan Nasai)

Dari Asyah bahwasanya Fatimah binti Abi Hubaisy biasa (istihadhah) maka Rasulullah SAW bersabda kepadanya: Sesungguhnya darah haid itu darah hitam yang dikenal, maka apabila ada yang demikian berhentilah dari shalat tetapi jika ada yang lain berwudhulah dan shalatlah”, ( HR. Abu Daud dan Nasai)

Dalil : 74

‘An ‘Aisyah anna ummu habiibata binta jahsin sakat ilaa rasuulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama addamu faqaala –umkusi qadramaa kaanat tahbisuki haidhatuki tsummaq tasilii fakaanat taghtasilu likulli shalaatin (HR. Buslim)

Dari Aisyah bahwasanya Ummu Habibah binti jahsy mengadu kepada Rasulullah SAW tentang darah, maka Rasulullah bersabda : Berhentilah sekedar yang biasa menghalangi oleh hatimu, kemudia mandilah Tetapi adalah (Ummu Habibah) mandi untuk tiap shalat”, (HR. Buslim)

Dalil : 75

Walilbukhaari : faidzaa aqbaltal haidhatu fatrukiish-shalaati faidzaa dzahaba qadruhaa faghsilii ‘ankiddama washalliya

Dan bagi (riwayat) Bukhari : Maka apabila datang haid, hendaklah engkau tinggalkan halat dan apabila telah lewat qadar (kebiasaannya) hendaklah engkau cuci darah itu dan shalatlah”,

3.Yang berpenyakit istihadhah wajib shalat

Dalil : 76

‘An ‘Aisyah qalat : jaa-at fathimatu abii jubaisin ilaan-nabiyyu shalallahu ‘alaihi wasallama faqalat yaarasuulillahi inniimra-atun a-stakhadu falaa athhuru a-faa-ada’ush-shalaata? Qala : laainnamaa dzalika ‘irqun walaisa bihaidhi, faidzaa aqbalat haidhatuka fadaa’iish-shalata, wa-idzaa adzbarat faghsilii ‘ankiddama tsumma shallii (HR, Bukhari Muslim)

Dari Aisyah, ia berkata : Telah datang Fatimah binti Hubais kepada Nabi SAW lalu berkata :“ Ya Rasulullah! sesungguhnya saya seorang perempuan yang kena penyakit istihadhah (kedatangan darah terus-menerus) hingga saya tidak suci, apakah saya boleh meninggalkan shalat? Rasulullah bersabda : yang demikian itu penyakit dan bukan haid, maka apabila datang haidmu tinggalkan shalat dan apabila berhenti cucilah dirimu dari darah itu, kemudian shalat”, (HR, Bukhari Muslim)

4. Kerluar air keruh dan kuning sesudah haid

Dalil : 77

‘An –Ummi ‘athiyata qalat : kunaa laata’uddul kudrata washufrata ba’da thuhri syai-an ( HR. Bukhari dan
Dari Ummu Athiyah telah berkata : Kami menganggap apa-apa akan air keruh dan kuning sesudah bersuci” ( HR. Bukhari dan Abu Daud).

5. Wanita haid tidak wajib qadha shalat

Dalil : 78

‘An ‘Aisyah qalat fatukmaru biqadhaa-i sh-shaumi walaa tukmaru biqadhaa-ish-shalaati ”,(HR. Muslim)

Dari Aisyah ia berkata : maka kami (yang hak) diperintah (Nabi) agar mengqadha puasa dan tidak diperintah mengqadha shalat”,(HR. Muslim)

Dalil : 79

‘An Ummi salmata qalat : kanat nufasaa-u taq’adu ‘alaa ‘ahdin-nabiyyi shalallahu ‘alaihi wasallama ba’da nuqasihaa –arbi’iina yaumaan (HR. Lima kecuali Nasai)

Dari Ummu Salamah, ia berkata :” Adalah perempuan-perempuan nifas zaman Nabi SAW tidak shalat empat puluh hari, sesudah nifasnya (sesudah melahirkan)”, (HR. Lima kecuali Nasai)

Dalil : 80

Dari Anas, bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda :”, waktu bagi perempuan nifas itu (ialah) empat puluh hari, kecuali (apabila) suci sebelum itu”, (HR. Ibnu Majah)

Dalil : 81

Walaii-ibni maajah : tantadhirun-nufasaa-u arba’iina yaumaan illaa an tarath-thuhra qabla dzaalika faa-in balaghat arba’iina yaumaan walam tarath-thura faltaghtasil
Dan bagi (riwayat) Ibnu Majah : “Perempuan nifas itu perlu menunggu empat puluh hari, kecuali jika ia bersih sebelum itu. Maka apabila sesudah sampai empat puluh hari tetapi belum juga bersih, maka hendaklah ia mandi”,

Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar

Beberapa tambahan sehubungan dengan shalat

Beberapa tambahan sehubungan dengan shalat
Tambahan berikut ini, meliputi beberapa bacaan.

1.Do’a iftitah “Waj-jahtu”

Kami kutipkan do’a ini selengkapnya sekaligus sebagai bantahan terhadap mereka yang membacanya hanya sepotong

Dalil : 82

‘An ‘Aliyibni –abii thaalibin ‘an rasuulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama annahu kaana idza qaama ilaash-shalaati qala wajahtu wajhiya lilladzii fatharassamaawati wal ardha haniifaan wamaa –anaa minalmutsrikiina, innash-shalaatii wanusukii wamahyaaaya wamamatii lillaahi rabbil’alamiina, laa syariikalahu wabidzalika –umirtu wa-anaa minal muslimiina, allahumma antal maliku laa ilaaha illaa anta, anta rabbii wa-anaa ‘abduka, zhalamtu nafsi wa’taraftu bidzambii faghfirlii dzunuubii jami’aan innahu laa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta, wahdinii lii-ahsanil akhlaqi laa yahdii lii-ahsanihaa illa anta washrifu ‘annii sai-ahaa laayashrif ‘annii sainahaa illaa anta, labbaika wasa’daika walkhairu kulluhu fii yadaika wasy-syarulaisa ilaika annaa bika wailaika tabarakta wata’alaita astaghfiruka wa atubu ilaika. (HR. Muslim)

Wajjahtu-wajhiya : Aku hadapkan mukaku
Lilladzii fatharas-samaawati : Bagi (Tuhan) yang telah menciptakan langit-langit
Wal ardha : Dan bumi
Hanifan-wamaa anaa : Dengan ikhlas dan bukanlah aku
Minal musyrikiin : Dari orang-orang musyrik
Inna shallatil : Sesungguhnya shaltku
Wanusukii : Dan ibadahku
Wamahyaya : Dan hidupku
Wamamaati : Dan matiku
Lillahi rabbal’aalamin : Hanyalah karena Allah yang memelihara sekalian alam
Laa syariikalahu : Tidak ada sekutu bagi-Nya
Wabidzaalika umirtu : Dan oleh karena itu aku diperintah
Wa anaa minal muslimin : Dan aku (adalah) dari orang-orang islam
Allahumma : Ya Allah
Antal malikul : Engkaulah raja
Laa ilaaha illa anta ; Yang tiada Tuhan selain Engkau
Anta rabbi : Engkaulah Tuhanku
Wa ana ‘abduka : Dan aku hamba-Mu
Zhalamtu nafsi ; Aku telah menganiaya diriku
Wataraftu bi dzabii : Dan aku tahu akan dosa-dosaku
Faghfirlii dzunubi jamii’an : Karena itu maka ampunilah dosa-dosaku seluruhnya
Layaghfirudz-dzunuuba : Tiada yang dapat mengampuni dosa-dosa
Illa anta : Melainkan Engkau
Wah dinii : Dan pinpinlah aku
li-ashaniha illaa anta : Kedalam sebaik-baik akhlak
Washrif’annii : (karena) tidak ada (yang dapat) memalingkan dariku
Sayyiahaa illa anta : Kejahatan-kejahatannya melainkan Engkau
Labbaik : Aku datang menghadap panggilan-Mu
Wa sa’daika wal khaira : Dan pertolongan-Mu (dalam) kebaikan itu
Kulluhu fil yadaika : Seluruhnya dari kekuasan-Mu
Wasy-syami laisa ilaika : Dan keburukan bukanlah (datang) dari-Mu
Anaa bika : Aku dijadikan oleh-Mu
Wa ilaika ; Dan (aku akan kembali) kepada-Mu
Tabarak-ta : Dan Maha Mulia Engkau
Wata’aalaita : Dan Maha Tinggi Engkau
Astaghfiruka : Aku mohon ampun hanyalah kepada-Mu
Wa-atuubu ilaika : Dan aku bertaobat kepada-Mu (HR. Muslim)

2. Bacaan dalam ruku “Subhaana rabbiyal ‘azhiim”

Dalil : 83

‘An hudaifata qala : shallaitun-nabiyyi shalallahu ‘alaihi wasallama tsumma raka’a faja’ala yaquulu, subhaana rabbiyal’azhiimi (HR. Muslim)

Dari Hudzaifah, ia berkata : saya pernah shalat bersama Nabi SAW .. kemudian beliau ruku lalu membaca “ Subhaana rabbiyal ‘azhiim” (Maha suci Tuhanku yang Maha Agung”, (HR. Muslim)

Maka di dalam ruku, kita boleh memilih yang mana saja do,a / tasbih ruku yang diajarkan Rasulullah yakni pada Dalil : 41 maupun dalil ini.

3. Do’a ketika bangkit dari ruku, setelah membaca “Sami’allaahu liman hamidah”

Dalil : 84

‘An Abii sa’idil hudrii qala : kaana rasulillahi shalallahu ‘alaihi waslallam idzaa rafa’a ra’sahu minar-rukuu’i qala : allahumma rabbana lakalhamdu mil-us-samaawati wal-ardhi wamil-u maasi’ta min syai-in ba’du a-hluts-tsanaa-i walmajdi a-haqqu maaqalal ‘abdu wakullanaa laka ‘abdun, allahumma laamaani’a limaa ‘athaita walaa mu’thiya limaa mana’ta walaayanfa’ul jaddi minkal jaddu. HR, Muslim

Dari Abu Sa’id Al-Khudri, ia berkata : Adalah Rasulullah SAW apabila mengangkat kepalanya dari ruku ia membaca : ……..
Allahumma : Ya Allah
Rabbanaa lakal hamdu : Ya rabb kami, bagi-Mulah segala puji
Mil us-samaawaati wal ardhi : Sepenuh langit dan bumi
Wamil a-maa-syi’ta : Sepenuh apa-apa yang Engkau kehendaki
Min syai-in ba’du : Selain daripada itu
Ahlats-tsanaa-i wal majdi : Yang berhak atas sanjungan dan pujian
Ahaqqu maa qalal’abdu ; Selayak ucapan yang diucapkan seorang hamba
Wa kulla naa laka‘abdun : Dan setiap kami adalah hamba-Mu
Allahumma laa maani’a : Ya Allah tidak ada yang dapat menghalangi
Limaa’athaita : Apa-apa yang Engkau beri
Wala mu’thiya : Dan tidak ada yang dapat memberi
Limaa mana’ta : Apa-apa yang Engkau halangi
Walaa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu :dan tidak akan ada manfaat kekayaan kecuali kekayaan-Mu (HR, Muslim)

4. Bacaan dalam sujud”Subhaana rabbiyal a’laa”

Dalil : 85

‘An hudaifata qala : ma’an-nabiyya shalallahu ‘alaihi wasallama fakaana yaquulu fii rukuu’ihi subhaana rabbiyal’azhiimi wafiis-sujuudihi subhaana rabbiyal’alaa (HR. Muslim dan Tirmidzi)

Dari Hudzaifah, ia berkata : saya pernah shalar bersama Rasulullah SAW, maka beliau membaca pada rukunya : “Subhaana rabbiyal ‘azhiim” (Maha suci Tuhanku yang Maha Agung) dan dalam sujudnya : “Subhaana rabbiyal ‘alaa” (Maha Suci Tuhanku yang Maha Tinggi) (HR. Muslim dan Tirmidzi)
=======================
. Kita boleh memilih bacaan dalam sujud baik dari Dalil 48 maupun Dalil 85 ini

5. Do’a tasyahud “Attahiyyatul mubarakatu”

Dalil : 86

‘An Ibnu ‘abaas qala : kaana rasuulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama yu’allimunaat-tasyahadu, attahuyaatul mubaarakaatuhu, ash-shalawatuth-thayyibaatu lillahi, assalamu’alaika ayyuhannabiyyu warahmatullahi wabarakaatuh, assalamu’alainaa wa’alaa ‘ibaadillahish-shaalihiina, asyhadu an laa ilaaha ilaallah wa asyhadu anna muhammadarrasuulullahi. (HR. Muslim)

DariIbnu Abbas,ia berkata:Adalah Rasulullah SAW mengjarkan tasyahud kepada kami:
At-tahiyyatul mubarakaatush-shalawaatut-thayyibatu lillah:Segala ucapan perbuatan dan amal kebaikan bagi Allah

Assalamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh:Semoga keselamatan dan kesejahteraan selalu menyertaimu wahai Nabi

Assalamu alaina wa ibadil-lahish-shalihiin.:Semoga keselamatan dan kesejahteraan selalu menyertai kami dan orang-orang yg shalih

Asyhadu an laa ilaaha illallah :Aku bersaksi tiada Tuhan (yang patut diabdi) melainkan Allah

Wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah:Dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah(HR. Muslim)

Dilanjutkan dengan shalawat, seperti keterangan berikut :
6. bacaan shalawat

Dalil : 87

‘An Abii mas’uudi qala : qala basyiirubnu sa’din amaranaallahu antushallii ‘alaika fakaifa nushalli ‘alaika? Fasakatu tsumma qala : allahumma shallii ‘alaa muhammadin wa’alaa aali muhammadi kaa shallaita ‘alaa ibraahiima wabaarik ‘alaa muhammadin wa’alaa aali muhammadin kamaa barakta ‘alaa ibrahiima fiil’alamiina hamidummajidun

Dari Abi Mas’ud, ia berkata : Telah berkata Basyir bin Sa’ad : Allah telah memerintahkan kami agar bershalawat kepadamu, Bagaimanakah caranya Ya Rasulullah ? Rasulullah diam sesaat kemudian bersabda :
Allahumma shalli ‘alaa Muhammad wa’alaa’aali Muhammad:Ya Allah berilah rahmat atas Muhammad dan keluarga.

Kamaa shal-laita ‘alaa Ibrahii:Sebagaimana telah Engkau beri rahmat atas Ibrahiim
Wabaarik’alaa Muhammad wa’aala’aali Muhammad:Dan berkatilah Muhammad dan keluarganya
Kamaa barakta’aala Ibrahiim:Sebagaimana Engkau telah memberkati Ibrahiim
Fil’aalamina innaka hamidummajiid:Di dalam semesta ini segala puji dan kemuliaan milik-Mu

RAhmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar

Posisi Ma'mum dalam Shalat berjama'ah

Posisi ma’mum didalam shalat berjama’ah

1. Bila ma’mum sendiri maka posisinya persis disamping kanan imam, rapat sejajar.

Dalil : 88

‘An Ibnu ‘abaasi qala : shallaita ma’annabiyya shalallahu ‘alaihi wasallama dzaata laitin faqumtu ‘anyasaarihi fa-akhadari rasuulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama bira’si min wara-i faja’alanii ‘an yamiinihi (HR.Bukhari)

Dari Ibnu Abbas, ia berkata : Aku pernah shalat bersama Nabi SAW pada suatu malam, aku berdiri disebelah kiri beliau kemudian dipegangnya kepalaku dari belakang, dan beliau tempatkan aku disebelah kanannya”, (HR.Bukhari)

.Ada (16) hadits semakna dalam shahih Bukhari.
2. Bila ma’mum dua orang (atau lebih)

Dalil : 89

‘An Jabaribni ‘abdullahi qala : qaaman-nabiyyi shalallahu a’alihi wasllama liyushalliya faqumtu ‘anyasaarihi fa-akhaada biyadii faa-adarafa hatta aqamanii ‘anyamiinihi, tsumma jaa-a jabbarubnu shahrin faqaama ‘anyasaari rasuulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama fa-akhada bi-aidinaa jami’aan hatta aqaamanaa khalfahu. (HR.Muslim dan Abu Daud)

Dari Jabit bin Abdullah, ia berkata : “ Nabi SAW pernah berdiri shalat lalu aku datang dan berdiri disebelah kirinya, maka beliau pegang tanganku dan memutarkan aku sehingga aku berada disebelah kanannya”, kemudian datang jabbarbin Shakhr yang langsung berdiri disebelah kiri Rasulullah SAW. Beliau SAW memegang tangan kami dan mendorong kami menempatkan kami dibelakngnya”, (HR.Muslim dan Abu Daud)
3. Posisi ma’mum wanita

Dalil : 90

‘An Ibnu ‘abaasi qala : shallaitu ilaa janbin-nabiyyi shalallahu ‘alaihi wasallama wa’aa-isyata ma’anaa tushallii khalfanaa wa-anaa ilaa janbin-nabiyyi shalallahu ‘alaihi wasallama ushalli ma’ahu (HR. Ahmad dan An-Nasai)

Dari ibnu Abbas, ia berkata : Aku pernah shalat disamping Nabi SAW dan ‘Aisyah shalat bersama kami, ia berada dibelakang kami. Sedangkan aku persis disisi Nabi SAW dan aku shalat bersamanya (berjama’ah)” (HR. Ahmad dan An-Nasai)

Kesimpulan : dari tiga hadits ini dapat kita pahami bahwa :

Bila ma’mum sendirian harus mengambil posisi disebelah kanan imam, rapat dansejajar.
Bila ma’mum dua atau lebih maka harus dibelakang imam
Bila ma’mum wanita berada dibelakang jama’ah laki-laki.