Hal-hal yang berhubungan dengan (haid) dan (nifas)
1.Wanita haid tidak wajib shalat
Dalil : 72
‘An Abii humaidin ssa’adi qala : qala rasulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama alaisa idzaa haadhatilmar-atu lam yushalli walam tashamu. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Humaid As Sa’id, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah SAW :” Bukanlah perempuan itu apabila haid tidak (wajib) ia shalat da tidak (wajib) ia puasa?”, (HR. Bukhari dan Muslim)
2.Lama masa haid menurut kadar kebiasaan
Dalil : 73
‘An ‘Aisyah anna faatimata binta abii hubaisin kaanat tustahadu faqaala lahaa rasuulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama innaddamal haidha damun aswadu yu’rafu faidzaa kaanat dzaalika fa-amsikii ‘anish-shalaati, fa-idzaa kaanal akharu fatawadh-dha-i washallii ( HR. Abu Daud dan Nasai)
Dari Asyah bahwasanya Fatimah binti Abi Hubaisy biasa (istihadhah) maka Rasulullah SAW bersabda kepadanya: Sesungguhnya darah haid itu darah hitam yang dikenal, maka apabila ada yang demikian berhentilah dari shalat tetapi jika ada yang lain berwudhulah dan shalatlah”, ( HR. Abu Daud dan Nasai)
Dalil : 74
‘An ‘Aisyah anna ummu habiibata binta jahsin sakat ilaa rasuulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama addamu faqaala –umkusi qadramaa kaanat tahbisuki haidhatuki tsummaq tasilii fakaanat taghtasilu likulli shalaatin (HR. Buslim)
Dari Aisyah bahwasanya Ummu Habibah binti jahsy mengadu kepada Rasulullah SAW tentang darah, maka Rasulullah bersabda : Berhentilah sekedar yang biasa menghalangi oleh hatimu, kemudia mandilah Tetapi adalah (Ummu Habibah) mandi untuk tiap shalat”, (HR. Buslim)
Dalil : 75
Walilbukhaari : faidzaa aqbaltal haidhatu fatrukiish-shalaati faidzaa dzahaba qadruhaa faghsilii ‘ankiddama washalliya
Dan bagi (riwayat) Bukhari : Maka apabila datang haid, hendaklah engkau tinggalkan halat dan apabila telah lewat qadar (kebiasaannya) hendaklah engkau cuci darah itu dan shalatlah”,
3.Yang berpenyakit istihadhah wajib shalat
Dalil : 76
‘An ‘Aisyah qalat : jaa-at fathimatu abii jubaisin ilaan-nabiyyu shalallahu ‘alaihi wasallama faqalat yaarasuulillahi inniimra-atun a-stakhadu falaa athhuru a-faa-ada’ush-shalaata? Qala : laainnamaa dzalika ‘irqun walaisa bihaidhi, faidzaa aqbalat haidhatuka fadaa’iish-shalata, wa-idzaa adzbarat faghsilii ‘ankiddama tsumma shallii (HR, Bukhari Muslim)
Dari Aisyah, ia berkata : Telah datang Fatimah binti Hubais kepada Nabi SAW lalu berkata :“ Ya Rasulullah! sesungguhnya saya seorang perempuan yang kena penyakit istihadhah (kedatangan darah terus-menerus) hingga saya tidak suci, apakah saya boleh meninggalkan shalat? Rasulullah bersabda : yang demikian itu penyakit dan bukan haid, maka apabila datang haidmu tinggalkan shalat dan apabila berhenti cucilah dirimu dari darah itu, kemudian shalat”, (HR, Bukhari Muslim)
4. Kerluar air keruh dan kuning sesudah haid
Dalil : 77
‘An –Ummi ‘athiyata qalat : kunaa laata’uddul kudrata washufrata ba’da thuhri syai-an ( HR. Bukhari dan
Dari Ummu Athiyah telah berkata : Kami menganggap apa-apa akan air keruh dan kuning sesudah bersuci” ( HR. Bukhari dan Abu Daud).
5. Wanita haid tidak wajib qadha shalat
Dalil : 78
‘An ‘Aisyah qalat fatukmaru biqadhaa-i sh-shaumi walaa tukmaru biqadhaa-ish-shalaati ”,(HR. Muslim)
Dari Aisyah ia berkata : maka kami (yang hak) diperintah (Nabi) agar mengqadha puasa dan tidak diperintah mengqadha shalat”,(HR. Muslim)
Dalil : 79
‘An Ummi salmata qalat : kanat nufasaa-u taq’adu ‘alaa ‘ahdin-nabiyyi shalallahu ‘alaihi wasallama ba’da nuqasihaa –arbi’iina yaumaan (HR. Lima kecuali Nasai)
Dari Ummu Salamah, ia berkata :” Adalah perempuan-perempuan nifas zaman Nabi SAW tidak shalat empat puluh hari, sesudah nifasnya (sesudah melahirkan)”, (HR. Lima kecuali Nasai)
Dalil : 80
Dari Anas, bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda :”, waktu bagi perempuan nifas itu (ialah) empat puluh hari, kecuali (apabila) suci sebelum itu”, (HR. Ibnu Majah)
Dalil : 81
Walaii-ibni maajah : tantadhirun-nufasaa-u arba’iina yaumaan illaa an tarath-thuhra qabla dzaalika faa-in balaghat arba’iina yaumaan walam tarath-thura faltaghtasil
Dan bagi (riwayat) Ibnu Majah : “Perempuan nifas itu perlu menunggu empat puluh hari, kecuali jika ia bersih sebelum itu. Maka apabila sesudah sampai empat puluh hari tetapi belum juga bersih, maka hendaklah ia mandi”,
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
1.Wanita haid tidak wajib shalat
Dalil : 72
‘An Abii humaidin ssa’adi qala : qala rasulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama alaisa idzaa haadhatilmar-atu lam yushalli walam tashamu. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Humaid As Sa’id, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah SAW :” Bukanlah perempuan itu apabila haid tidak (wajib) ia shalat da tidak (wajib) ia puasa?”, (HR. Bukhari dan Muslim)
2.Lama masa haid menurut kadar kebiasaan
Dalil : 73
‘An ‘Aisyah anna faatimata binta abii hubaisin kaanat tustahadu faqaala lahaa rasuulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama innaddamal haidha damun aswadu yu’rafu faidzaa kaanat dzaalika fa-amsikii ‘anish-shalaati, fa-idzaa kaanal akharu fatawadh-dha-i washallii ( HR. Abu Daud dan Nasai)
Dari Asyah bahwasanya Fatimah binti Abi Hubaisy biasa (istihadhah) maka Rasulullah SAW bersabda kepadanya: Sesungguhnya darah haid itu darah hitam yang dikenal, maka apabila ada yang demikian berhentilah dari shalat tetapi jika ada yang lain berwudhulah dan shalatlah”, ( HR. Abu Daud dan Nasai)
Dalil : 74
‘An ‘Aisyah anna ummu habiibata binta jahsin sakat ilaa rasuulillahi shalallahu ‘alaihi wasallama addamu faqaala –umkusi qadramaa kaanat tahbisuki haidhatuki tsummaq tasilii fakaanat taghtasilu likulli shalaatin (HR. Buslim)
Dari Aisyah bahwasanya Ummu Habibah binti jahsy mengadu kepada Rasulullah SAW tentang darah, maka Rasulullah bersabda : Berhentilah sekedar yang biasa menghalangi oleh hatimu, kemudia mandilah Tetapi adalah (Ummu Habibah) mandi untuk tiap shalat”, (HR. Buslim)
Dalil : 75
Walilbukhaari : faidzaa aqbaltal haidhatu fatrukiish-shalaati faidzaa dzahaba qadruhaa faghsilii ‘ankiddama washalliya
Dan bagi (riwayat) Bukhari : Maka apabila datang haid, hendaklah engkau tinggalkan halat dan apabila telah lewat qadar (kebiasaannya) hendaklah engkau cuci darah itu dan shalatlah”,
3.Yang berpenyakit istihadhah wajib shalat
Dalil : 76
‘An ‘Aisyah qalat : jaa-at fathimatu abii jubaisin ilaan-nabiyyu shalallahu ‘alaihi wasallama faqalat yaarasuulillahi inniimra-atun a-stakhadu falaa athhuru a-faa-ada’ush-shalaata? Qala : laainnamaa dzalika ‘irqun walaisa bihaidhi, faidzaa aqbalat haidhatuka fadaa’iish-shalata, wa-idzaa adzbarat faghsilii ‘ankiddama tsumma shallii (HR, Bukhari Muslim)
Dari Aisyah, ia berkata : Telah datang Fatimah binti Hubais kepada Nabi SAW lalu berkata :“ Ya Rasulullah! sesungguhnya saya seorang perempuan yang kena penyakit istihadhah (kedatangan darah terus-menerus) hingga saya tidak suci, apakah saya boleh meninggalkan shalat? Rasulullah bersabda : yang demikian itu penyakit dan bukan haid, maka apabila datang haidmu tinggalkan shalat dan apabila berhenti cucilah dirimu dari darah itu, kemudian shalat”, (HR, Bukhari Muslim)
4. Kerluar air keruh dan kuning sesudah haid
Dalil : 77
‘An –Ummi ‘athiyata qalat : kunaa laata’uddul kudrata washufrata ba’da thuhri syai-an ( HR. Bukhari dan
Dari Ummu Athiyah telah berkata : Kami menganggap apa-apa akan air keruh dan kuning sesudah bersuci” ( HR. Bukhari dan Abu Daud).
5. Wanita haid tidak wajib qadha shalat
Dalil : 78
‘An ‘Aisyah qalat fatukmaru biqadhaa-i sh-shaumi walaa tukmaru biqadhaa-ish-shalaati ”,(HR. Muslim)
Dari Aisyah ia berkata : maka kami (yang hak) diperintah (Nabi) agar mengqadha puasa dan tidak diperintah mengqadha shalat”,(HR. Muslim)
Dalil : 79
‘An Ummi salmata qalat : kanat nufasaa-u taq’adu ‘alaa ‘ahdin-nabiyyi shalallahu ‘alaihi wasallama ba’da nuqasihaa –arbi’iina yaumaan (HR. Lima kecuali Nasai)
Dari Ummu Salamah, ia berkata :” Adalah perempuan-perempuan nifas zaman Nabi SAW tidak shalat empat puluh hari, sesudah nifasnya (sesudah melahirkan)”, (HR. Lima kecuali Nasai)
Dalil : 80
Dari Anas, bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda :”, waktu bagi perempuan nifas itu (ialah) empat puluh hari, kecuali (apabila) suci sebelum itu”, (HR. Ibnu Majah)
Dalil : 81
Walaii-ibni maajah : tantadhirun-nufasaa-u arba’iina yaumaan illaa an tarath-thuhra qabla dzaalika faa-in balaghat arba’iina yaumaan walam tarath-thura faltaghtasil
Dan bagi (riwayat) Ibnu Majah : “Perempuan nifas itu perlu menunggu empat puluh hari, kecuali jika ia bersih sebelum itu. Maka apabila sesudah sampai empat puluh hari tetapi belum juga bersih, maka hendaklah ia mandi”,
Rahmat Mulyadi Taman Bima Permai Blok A 11 Cirebon Jabar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar